Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi di Kota Iligan, Filipina, kian mencekam setelah disusupi sejumlah anggota kelompok militan Maute. Sang wali kota, Celso Regencia, pun merilis surat perintah agar warganya menembak teroris untuk mempertahankan diri.
Surat perintah ini disampaikan langsung dalam sebuah rapat bersama kepala 44 desa di Iligan pada Senin (29/5). Regencia mengatakan, penduduk yang memiliki senjata harus bertindak untuk melindungi keluarganya sendiri.
Dalam surat itu, Regencia menekankan bahwa perintah tersebut hanya bagi warga yang memiliki senjata legal. Mereka pun harus menggunakan senjata itu sesuai aturan.
"Anda hanya dapat menggunakannya ketika nyawa Anda terancam dan teroris akan masuk ke rumah Anda," tulis Regencia, sebagaimana dikutip
Inquirer, Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Regencia tak menjabarkan lebih lanjut cara membedakan teroris dan warga sipil biasa.
Sepekan belakangan, warga khawatir karena para militan Maute dilaporkan menyusup ke desa-desa dan menyamar menjadi warga sipil biasa.
Para militan yang sudah berafiliasi dengan ISIS itu kabur karena mulai terdesak akibat gempuran militer Filipina di Kota Marawi yang terletak sekitar 25 kilometer dari Kota Iligan.
Pertempuran sengit ini dimulai pada pekan lalu, ketika militer Filipina melancarkan operasi untuk menangkap pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Ketika bentrokan pecah, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte langsung mendeklarasikan darurat militer.
Hingga kini, bentrokan itu sudah menewaskan 61 militan maute, 20 personel militer pemerintah, dan 19 warga sipil.