Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menargetkan pemerintah mengevakuasi warga negara Indonesia yang terjebak dalam operasi militer di Marawi, Filipina, pada esok, Kamis (1/6). Retno menuturkan, tim evakuasi merupakan gabungan dari KJRI Davao City, KBRI, angkatan bersenjata (AFP), dan polisi (PNP) Filipina.
"Besok mudah-mudahan. Semuanya akan tergantung situasi lapangan hari ini," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (31/5).
Pernyataan ini disampaikan usai bertemu dan melapor kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka tadi. AFP dan PNP nantinya memberikan surat pass jalan (safe conduct pass) kepada tim evakuasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses ini juga akan dibantu melalui pasukan yang disiapkan di sepanjang rute evakuasi. Tim Indonesia mengajukan permintaan pendampingan pengamanan dari Iligan.
"Ada dua evakuasi tim di sana. Tim satu, empat orang akan membimbing, dan tim kedua tiga orang yang akan membimbing," ucapnya.
Jalur evakuasi terbagi dua. Pertama melalui Iligan kemudian ke Bandara di Cagayan de Oro. Semantara itu evakuasi kedua akan melalui Kota Pagadian, Iligan, dan Sulta Naga Dimaporo.
Retno menyatakan, sudah mempersiapkan waktu pengevakuasian. Namun, ia enggan menyebutkan secara detail.
Sebelumnya, ia menyebutkan, 16 WNI yang terjebak di Marawi terbagi dua yakni 10 orang di satu tempat sedangkan enam sisanya ada di lokasi berbeda. Untuk enam orang itu, kata dia, berada di lokasi yang berjarak sekitar tiga jam dari Marawi City.
Keberadaan 16 WNI itu diketahui karena mereka semua berada di masjid setempat sehingga otoritas lokal bisa dengan mudah mengidentifikasi keberadaan mereka.
Selain itu, Retno juga mendapat informasi bahwa keadaan 16 WNI itu baik-baik saja dan komunikasi terus dilakukan agar informasi bisa terus diperbaharui.
Sementara itu, berdasarkan catatan Polri, 11 orang WNI menyeberang ke Filipina melalui jalur legal dan bertujuan berdakwah saat serangan terjadi di kota tersebut.