Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan, satu petugas keamanan tewas dan sejumlah staf kedutaan besar negaranya di Kabul, Afghanistan, tewas akibat bom yang meledak di kompleks diplomatik pada Rabu (31/5) pagi.
"Serangan itu terjadi sangat dekat dengan kantor kedubes Jerman. Insiden ini menyerang warga sipil yang justru tengah bekerja untuk masa depan Afghanistan. Sangat disayangkan orang-orang itu menjadi target," kata Gabriel melalui akun
Twitter-nya, seperti dikutip
Reuters.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 08.25 pagi waktu setempat itu sejauh ini telah menewaskan 80 orang dan melukai sekitar 300 lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah gedung kedutaan besar asing lainnya seperti Perancis, India, Turki, dan Jepang mengalami kerusakan akibat ledakan besar tersebut.
Duta Besar India di Afghanistan, Manpreet Vohra, mengatakan bahwa gedung kedutaannya yang hanya berjarak 10 meter dari lokasi mengalami kerusakan kecil seperti sejumlah kaca ruangan pecah dan pintu yang rusak.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang bahkan mengatakan, sejumlah staff kedutaannya juga ikut terluka dalam serangan itu.
Sementara itu, Kedubes RI di Kabul sudah dipastikan aman.
"Lokasi kejadian berjarak 1,2 kilometer dari KBRI. Meskipun getaran ledakan terasa hingga KBRI, namun tidak menyebabkan kerusakan berarti," tutur Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal.
Menurut Iqbal, ada 14 WNI yang bekerja di KBRI Kabul. Seluruh WNI dilaporkan dalam keadaan baik.
Hingga kini, otoritas berwenang belum mengetahui target dan motif serangan ini. Belum ada pula pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, meski peristiwa ini terjadi seiring dengan kebangkitan Taliban.
Selain Taliban, kelompok teroris ISIS beberapa kali juga mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah ledakan di Kabul, termasuk bom yang menyerang konvoi kendaraan militer NATO pada awal Mei lalu.