Taliban Ancam Pemerintah soal Aksi Balasan Bom Kabul

CNN Indonesia
Jumat, 02 Jun 2017 02:40 WIB
Taliban berkali-kali membantah terlibat serangan bom di Kabul. Mereka mengancam akan melakukan pembalasan jika pemerintah Kabul mengeksekusi anggotanya.
Serangan bom di Kabul, Afghanistan. (AFP PHOTO / SHAH MARAI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Taliban memperingatkan pemerintah Afghanistan atas tindakan keras yang akan diambil terhadap para tahanan dari kelompoknya. Ultimatum itu menyikapi laporan bahwa Presiden Ashraf Ghani akan memerintahkan eksekusi 11 militan Taliban, sebagai tindakan balas dendam atas serangan bom truk yang menghancurkan Kabul.

Pemerintahan Ghani yang dianggap rapuh dan terbelah, mendapat tekanan karena kegagalannya memberikan keamanan menyusul serangkaian serangan yang telah membunuh ratusan jiwa, baik tentara maupun warga sipil sepanjang tahun ini.

Dengan meningkatnya kemarahan publik atas kurangnya keamanan yang tak terkendali, stasiun televisi Afghanistan Tolo News melaporkan, Ghani telah menandatangani perintah eksekusi. Tahun lalu enam tahanan Taliban digantung setelah serangan bunuh diri sebelumnya.

Dua pejabat senior Afghanistan membenarkan bahwa sudah ada daftar para tahanan. Mereka semua adalah anggota Taliban atau jaringan Haqqani, namun belum ada surat perintah untuk mengeksekusinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah pernyataan, Taliban, yang berkali-kali membantah terlibat serangan, menanggapi laporan tersebut dengan mengancam akan melakukan pembalasan terhadap pemerintah Kabul dan sistem peradilan khususnya jika ada tahanan yang dilukai.

"Pemerintah Kabul akan bertanggung jawab atas akibat insiden dan kerugian ini," kata juru bicara gerakan itu, Zabihullah Mujahid, seperti dilansir Reuters, Rabu (1/6).

Ledakan pada Rabu lalu, terjadi di jalan yang ramai di mana sejumlah orang tengah dalam perjalanan ke sekolah dan bekerja di pagi hari. Ratusan orang menjadi korban dalam sekejap, asap hitam membubung ke angkasa.
Serangan bom di Kabul.Serangan bom di Kabul, Afghanistan. (REUTERS/Mohammad Ismail)

Serangan itu dianggap yang terburuk sejak kampanye yang dipimpin AS dalam menggulingkan Taliban pada 2001.

Salim Rasouli, kepala rumah sakit di Kabul, mengatakan 80 orang tewas dan 461 lainnya telah dibawa ke rumah sakit kota. Namun setidaknya 10 orang lainnya diketahui hilang dan diyakini meninggal. Para kerabat masih mencari jenazah pascaledakan.

"Demi Tuhan, apa yang terjadi di negara ini?" kata Ghulam Sakhi, seorang pembuat sepatu yang tokonya dekat dengan lokasi ledakan.

"Orang-orang meninggalkan rumah untuk mengambil sepotong roti untuk anak-anak mereka dan kemudian malam itu, mayat mereka dikirim kembali ke keluarga."

Taliban membantah bertanggung jawab atas kejadian itu. Namun Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen utama Afghanistan, telah menyalahkan jaringan Haqqani, sebuah kelompok afiliasi yang secara langsung terintegrasi ke dalam Taliban. Pihaknya telah bertindak dengan bantuan dinas intelijen Pakistan.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Pakistan menolak tuduhan itu tak berdasar, dengan menyatakan tudingan-tudingan tersebut "tidak membantu upaya perdamaian".

Otso Iho, seorang analis dari Pusat Terorisme dan Pemberantasan Terorisme, mengatakan bahwa Taliban sebelumnya telah menolak serangan, terutama yang mengakibatkan korban sipil yang tinggi.

"Taliban telah melakukan serangan tanpa pandang bulu sebelumnya, dan penargetan Zona Hijau sangat sesuai dengan keinginan kelompok tersebut untuk fokus pada penjajah asing dalam serangan musim semi ini," kata Iho.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER