Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya tidak akan "menghakimi" Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas keputusan mengundurkan diri dari perjanjian iklim internasional. Namun, dia mengatakan AS sebenarnya bisa saja tidak meninggalkan kesepakatan itu.
Berbicara dalam forum ekonomi di Saint Petersburg, Jumat (2/6), Putin mengatakan perjanjian tersebut adalah perjanjian yang baik. Namun, Rusia belum meratifikasinya karena masih menunggu penyelesaian sejumlah masalah teknis.
Dalam kesempatan yang sama, Putin juga mengatakan masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan terkait pakta penanggulangan perubahan iklim Paris itu, meski Amerika menyatakan mundur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Don't worry, be happy (jangan khawatir, berbahagialah)," kata Putin dalam forum tersebut, sebagaimana dikutip
Reuters.
Perjanjian Iklim Paris disepakati pada 2015 silam dan telah diratifikasi 147 negara termasuk AS. Perjanjian ini bertujuan mengurangi pengeluaran emisi gas pembakaran global.
Kesepakatan ini juga dibentuk sebagai upaya memperlambat peningkatan suhu global sehingga tak melebihi 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri pada 2100 nanti.
Dalam kesepakatan itu, AS bersama anggota lain yang meratifikasi berkomitmen mengurangi pengeluaran emisi negara sebesar 26-28% dalam satu dekade ke depan.
Namun, harapan berada diujung tanduk setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengunduran diri Amerika Serikat dari perjanjian iklim tersebut, satu langkah yang dikecam oleh sekutu negaranya dan para pebisnis.
Sementara itu, Menteri Energi Alexander Novak mengatakan keputusan AS untuk menarik diri dari kesepakatan itu adalah sinyal yang sangat buruk.
Dia berharap tidak ada negara lain lagi yang mengikuti jejak AS meninggalkan kesepakatan tersebut.
Rusia telah menyatakan kemungkinan besar masih akan mendukung kesepakatan itu meski AS menyatakan mundur. Namun, seorang penasihat pemerintahan Kremlin menyebut keputusan Washington meninggalkan lubang yang sangat dalam.