Jakarta, CNN Indonesia -- Jajak pendapat awal hasil pemilihan umum Inggris pada Kamis (8/6) mengejutkan berbagai pihak karena dapat membawa negara itu ke situasi parlemen gantung, di mana tak ada partai mayoritas dalam parlemen.
Situasi ini dapat terjadi jika Partai Konservatif, tempat Perdana Menteri Inggris, Theresa May, bernaung tidak memenangkan kursi mayoritas dalam parlemen.
Sebagaimana dilansir
AFP, satu partai harus mengamankan 326 dari 650 kursi yang diperebutkan dalam pemilu parlemen jika ingin menguasai pemerintahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Partai Konservatif diperkirakan hanya akan meraup 314 kursi, disusul Partai Buruh dengan 266 kursi, kemudian Nasionalis dengan 34 kursi, dan 14 kursi lainnya untuk Demokrat Liberal.
Jika prediksi ini benar, maka Inggris akan masuk pada situasi parlemen gantung dan May sebagai perdana menteri harus mencoba membentuk pemerintahan, baik itu dengan kekuatan minoritas atau membentuk koalisi.
Bila May berhasil membentuk pemerintahan, ia harus menghadap ke Majelis Tinggi. Pemerintahan ini harus mendapatkan mosi kepercayaan setelah pembukaan parlemen pada 19 Juni.
Namun, jika May gagal membentuk pemerintahan atau tidak mendapatkan mosi kepercayaan, ia harus mengajukan pengunduran diri kepada Ratu Elizabeth II.
Kerajaan lantas akan memberikan kesempatan kepada Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh selaku oposisi terkuat, untuk membentuk pemerintahan. Jika ia juga gagal, parlemen dapat dibubarkan dan pemilu kembali diselenggarakan.
Kondisi parlemen gantung sangat jarang terjadi di Inggris. Sejak akhir Abad ke-19, hanya ada lima kali parlemen gantung, terakhir kali pada masa pemerintahan David Cameron yang bertahan selama lima tahun dari Mei 2010.
Keadaan serupa terjadi pada 1974, ketika pemerintahan berada di tangan Harold Wilson. Namun, kondisi parlemen gantung ini hanya bertahan selama delapan bulan.
Ramsey MacDonald juga pernah memimpin pemerintahan dengan kondisi parlemen gantung pada 1923, dan berulang pada 1929 hingga 1931.
Sebelumnya, Herbert Asquith juga duduk di kursi perdana menteri dengan parlemen gantung selama enam tahun sejak 1910.