Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mencari tahu latar belakang kekisruhan diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi dari perwakilan kedua negara di Indonesia, Jumat (9/6).
Untuk itu, Kalla mengadakan pertemuan terpisah dengan Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi dan Duta Besar Qatar Ahmad bin Jassim Mohammed Ali Al-Hamar di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.
Juru bicara Wakil Presiden, Husain Abdullah, mengungkapkan Kalla membutuhkan pandangan dari kedua belah pihak agar bisa mendapatkan informasi yang berimbang.
"Intinya Pak Wapres memanggil keduanya secara terpisah, dan untuk mengetahui latar belakang situasi Timur Tengah serta kondisi terkini di kawasan Teluk dari kedua pihak," kata Husain saat dikonfirmasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada awal pekan ini, menudingnya mendukung militan Islamis dan musuh bebuyutan kawasan--Iran. Beberapa negara mengikuti langkah itu sementara Doha menampik tuduhan tersebut.
Qatar bersumpah untuk mengakhiri isolasi dan menyatakan tidak akan merelakan kedaulatannya demi kebijakan luar negeri dalam menyelesaikan krisis diplomatik terbesar di kawasan beberapa tahun belakangan ini.
Sebenarnya, pada Kamis Jusuf Kalla sudah sempat berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk memperbarui informasi soal polemik Timur Tengah tersebut.
Namun, info lebih dalam ingin didapatkan langsung dari perwakilan kedua negara di Indonesia.
Husain menjelaskan dalam kesempatan itu pun Kalla menanyakan apakah Indonesia bisa memberikan bantuan agar permasalahan di sana terselesaikan dengan cepat.
Menurut dia, Indonesia bisa menawarkan bantuan mengingat baik Qatar maupun Arab Saudi termasuk negara sahabat bagi Indonesia. Dan dia pun masih berharap agar polemik di sana bisa selesai dengan dialog.
"Pak Wapres menyampaikan apa yang bisa dibantu untuk negara sahabat tersebut yang tengah dilanda masalah diplomatik," katanya. "(Kalla) ingin mengedepankan langkah-langkah dialog."