Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menganggap langkah sejumlah negara Teluk untuk memutuskan hubungan dengan Qatar sebagai tindakan yang melanggar nilai-nilai Islam.
"Kesalahan serius sedang menimpa Qatar. Mengisolasi sebuah negara di seluruh kawasan adalah tindakan tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai Islam. Ini seperti keputusan hukuman mati bagi Qatar," tutur Erdogan di Ankara, Rabu (14/6).
Pemutusan hubungan ini dilakukan oleh Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab karena Qatar dianggap mendukung Iran dan terorisme. Namun, Erdogan menekankan bahwa selama ini, Qatar sudah tegas melawan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bersama Turki, Qatar telah menunjukkan sikap yang paling tegas dalam menghadapi organisasi teroris ISIS. Ini hanya menargetkan Qatar sebagai korban dari kampanye kotor tanpa tujuan," katanya, sebagaimana dikutip
Reuters.
Qatar sendiri sudah berkeras membantah segala tudingan tersebut.
"Sulit melakukan negosiasi jika Anda tidak benar-benar mengetahui apa yang orang-orang inginkan. Hingga kini, kami tidak mengerti alasan negara Arab memutus hubungan diplomatik dengan negara kami," tutur Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Abdulrahman al-Thani.
Sebagai sekutu terdekat di kawasan, Ankara tetap mempertahankan hubungannya dengan Doha dan sejumlah negara Teluk lain. Qatar dan Turki sama-sama mendukung Ikhwanul Muslimin yagn dilarang di Mesir, juga pemberontak di Suriah yang ingin menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Sejak konflik mencuat pada Senin (5/6) lalu, sejumlah negara di kawasan berupaya menengahi perselisihan ini. Emir Kuwait bahkan telah bertandang ke Riyadh dan bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk mendiskusikan masalah tersebut meski belum bisa meredakan ketegangan.
Erdogan juga dilaporkan akan menelepon Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mendiskusikan perselisihan ini.