Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina menuturkan tentara Amerika Serikat berada di dekat Kota Marawi yang tengah didera bentrokan antara militer dan pemberontak Maute sejak tiga pekan terakhir.
Meski tak ikut bertarung menumpas para militan, militer AS dikabarkan memembantu pasukan Filipina untuk mengakhiri okupansi Maute di wilayah itu dengan menyediakan sejumlah bantuan teknis.
"Ada beberapa personel AS yang mengoperasikan peralatan militer untuk membantu kami mengendalikan situasi di sana," ujar juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla dalam sebuah konferensi pers, Rabu (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Padilla tak mengetahui misi spesifik serta jumlah pasti pasukan Negeri Paman Sam tersebut. Dia juga tak menjelaskan seberapa dekat keberadaan tentara AS dengan zona konflik di Marawi.
Namun, Filipina mengonfirmasi bahwa pasukan AS tersebut berasal dari kontigen Pasukan Khusus yang berbasis di selatan Kota Zamboanga.
"Mereka tak diizinkan bertarung di sini, hanya memberikan dukungan," katanya.
Meski kedutaan besar di Manila enggan merespons, pejabat Gedung Putih menyebut di Marawi tentara AS menyediakan pesawat pengintai P-3 serta mengumpulkan intelijen dari pesawat nirawak bagi militer Filipina.
Setelah kurang lebih 23 hari bertempur, militer Filipina mengklaim berhasil menekan Maute hingga kelompok berafiliasi ISIS itu hanya dapat menguasai 20 persen wilayah Marawi.
Militer Filipina juga bersumpah akan mengakhiri konflik ini secepatnya.
"Tidak ada lagi tenggat waktu," kata Padila.
Salah satu rekan Padila, Kolonel Edgard Arevalo, juga mengatakan militernya telah memiliki kemajuan signifikan di Marawi, dengan menguasai delapan bangunan bertingkat tinggi.
"Ini sangat penting," katanya di tengah militan Maute yang berhasil mengerahkan penembak jitu dan tiang senapan mesin pada bangunan-bangunan di kota itu.
"Kami berada di tahap akhir operasi Marawi. Tapi kami masih harus berhati-hati dengan kegiatan kami karena masih banyak warga sipil di daerah tersebut yang terjebak dalam baku tembak. Maute juga masih memiliki sandera," ujar Arevalo, seperti dikutip
Reuters.
Meski begitu, belum ada tanda bahwa bentrokan tersebut akan berakhir dalam waktu dekat.
Pejabat keamanan di Washington yang paham mengenai situasi di Filipina menganggap, bentrokan Marawi nampaknya menghadapi jalan buntu.
"Tidak jelas seberapa jauh pasukan pemerintah menang melawan Maute dan mengontrol wilayah Mawawi. ISIS tunjukan tekad dan keberhasilan yang signifikan di Marawi, sama seperti [upaya ISIS] di Irak dan Suriah," tutur pejabat yang tak ingin diketahui identitasnya tersebut.
Hingga detik ini, sekitar 290 orang tewas dalam bentrokan tersebut. Menurut militer Filipina, 206 korban tewas tersebut adalah anggota militan, sementara 84 korban lainnya merupakan tentara dan warga sipil.