Jakarta, CNN Indonesia -- Narendra Modi dijadwalkan mengunjungi Israel untuk pertama kalinya sebagai Perdana Menteri India, Selasa (4/7). Kunjungan ini menunjukkan kepada publik hubungan dekat Modi dengan negara yang telah lama ia kagumi atas kemajuan militer dan teknologinya itu.
Menurut sejumlah analis, India biasanya berhati-hati dalam menjalin hubungan diplomatik di kawasan karena takut membuat kesal negara-negara Arab, Iran dan masyarakat Muslim di negaranya sendiri. Delhi selama ini lantang menyuarakan dukungan terhadap Palestina, meski diam-diam mengupayakan hubungan dengan Israel.
Namun, kini Modi membuka tirai yang menutupi perkembangan hubungan militer kedua negara. Dia akan berkunjung selama tiga hari untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melancarkan penjualan dan produksi peluru kendali, pesawat nirawak dan sistem radar di bawah gerakan "Make in India" yang ia gencarkan, kata sejumlah pejabat di Delhi dan Tel Aviv.
Netanyahu, menyambut kedatangan Modi yang ia sebut sebagai "kunjungan historis" itu, mengatakan kedua pihak telah bekerja sama selama beberapa tahun terakhir untuk membangun "persahabatan mantap" antara Israel dan India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunjungan ini akan memperdalam kooperasi dalam berbagai hal--keamanan, agrikultur, air, energi--pada dasarnya hampir semua hal di mana Israel berkecimpung," kata Netanyahu kepada kabinetnya dalam pernyataan publik yang dikutip
Reuters.
Modi tidak akan berkunjung ke Ramallah, lokasi pemerintahan Palestina yang biasa dikunjungi para pemimpin negara untuk menyeimbangkan hubungan politik.
Di dalam negeri, pergeseran dalam kebijakan luar negeri India ini berisiko mempertajam kritik yang menyebut pemerintah semakin menepikan 180 juta masyarakat Muslim di bawah pemerintahan Hindu-nasionalis Partai Bharatiya Janata yang berkuasa bersama Modi sejak 2014.
"Kunjungan Narendra Modi ke Israel hanya akan memperkuat okupasi di Palestina," kata Asaduddin Owaisi, anggota parlemen federal India dari kelompok regional yang mendukung hak-hak Muslim.
Dalam beberapa dekade sebelumnya, di bawah Partai Kongres yang condong ke sayap kiri, pemimpin Palestina Yasser Arafat kerap mengunjungi New Delhi. Dalam salah satu kunjungannya, ia diabadikan memeluk Perdana Menteri Indira Ghandi ketika keduanya sedang memajukan Gerakan Non-Blok.
May lalu, Modi menjamu penerus Arafat, Presiden Mahmoud Abbas. Dia menawarkan bantuan di bidang kesehatan dan teknologi informasi, tapi kunjungan itu tidak banyak digembar-gemborkan.
Skala kolaborasi dengan Israel yang saat ini berlangsung mengerdilkan upaya yang sebelumnya dilakukan dengan Palestina, kata sejumlah pejabat.
"Kami punya kerja sama yang luas dengan Israel mulai dari agrikultur hingga keamanan negara," kata Bala Bhaskar, kepala divisi Asia Barat di Kementerian Luar Negeri.
Dia mengatakan hubungan India dengan Israel dan Palestina sama-sama penting dan keduanya tidak bisa dipandang dari sisi yang berlawanan. Namun, seorang diplomat Israel mengatakan kunjungan Modi ini menjadi sinyal penting.
Kedua negara diperkirakan bakal mengumumkan kemitraan strategis di sejumlah bidang termasuk air, agrikultur dan teknologi luar angkasa dalam kunjungan Modi.
Eli Alfassi, wakil presiden eksekutif pemasaran di perusahaan pertahanan terbesar milik pemerintah, Israel Aerospace Industries, mengatakan pihaknya memasok India dengan pesawat nirawak, radar, sistem komunikasi dan keamanan siber.