Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah rekaman stasiun televisi Irak menunjukkan kengerian saat seorang perempuan anggota ISIS menggendong bayi di pelukan sesaat sebelum melakukan serangan bom bunuh diri.
Video yang terekam oleh stasiun TV al-Mawsleya menunjukkan anggota ISIS yang kabur dari Mosul itu tengah menggendong seorang bayi laki-laki sambil memegang tas yang diyakini berisi detonator.
Tak lama, saat melewati sekumpulan tentara Irak, perempuan tersebut mencoba meledakkan rompi bom yang tersembunyi di balik pakaiannya, tapi ternyata tak langsung meledak.
Bom itu meledak beberapa langkah setelah pelaku berpapasan dengan para tentara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan beserta anak kecil itu pun tewas akibat ledakan, yang akhirnya melukai dua tentara dan beberapa warga sipil di sekitarnya.
Lebih dari 20 pelaku bom bunuh diri perempuan melancarkan aksi mereka di tengah kerumunan warga sipil dalam dua minggu terakhir di Mosul, menyusul gempuran militer Irak yang kini berhasil menumpas ISIS kota itu.
Dalam rangka mempermudah identifikasi dan penyelidikan, aparat Irak bahkan memerintahkan setiap perempuan yang tengah berada di area publik untuk melepaskan niqab atau cadar mereka.
Selama ini, perempuan pendukung ISIS atau yang sering disebut pengantin ISIS diduga semakin berperan aktif menyebarkan dan menggencarkan aksi teror, seiring kehancuran kelompok teroris itu di Suriah dan Irak.
Seorang jenderal militer bahkan mengklaim, tak jarang pengantin ISIS menggunakan anak-anak mereka sendiri sebagai tameng untuk menghindari pengejaran dan gempuran militer Irak serta Suriah.
"Para perempuan ISIS bertempur dengan anak-anak mereka, yang bisa membuat kami ragu untuk menggunakan serangan udara. Kalau bukan karena [anak-anak yang dijadikan tameng] ini kami pasti bisa menghabisi ISIS hanya dalam beberapa jam saja," tutur seorang jenderal tersebut seperti dikutip
The Independent.
Zuhair al-Juburi, pemimpin dewan Kota Mosul, meyakini para perempuan ISIS tersebut lebih memilih untuk mati dalam aksi bunuh diri daripada tertangkap tentara Irak.
Pemerintah Irak mengklaim kemenangannya atas ISIS di Mosul pada Minggu (9/7) setelah hampir sembilan bulan bertempur, mengakhiri kekuasaan ISIS di kota tersebut.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pun turun ke Mosul hari itu juga guna memberi ucapan selamat bagi angkatan bersenjata atas kemenangan melawan teroris ISIS.
Kalah setelah menguasai Mosul selama tiga tahun, kini ISIS pun semakin terdesak.
Mereka juga kehilangan basis operasinya di Raqqa, Suriah, kota terpenting ISIS setelah Mosul sekaligus wilayah yang digunakan mereka untuk merencanakan serangan global.
(aal)