PM Irak Deklarasikan Kemenangan atas Kebrutalan di Mosul

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2017 14:35 WIB
PM Irak mendeklarasikan kemenangan atas kebrutalan di Mosul, setelah pasukannya mengalahkan ISIS di kota tempat kelompok itu mengumumkan kekhalifahan.
PM Irak mendeklarasikan kemenangan atas kebrutalan di Mosul, setelah pasukannya mengalahkan ISIS di kota tempat kelompok itu mengumumkan kekhalifahan. (Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mendeklarasikan kemenangan atas "kebrutalan dan terorisme" di Mosul, setelah akhir pekan lalu pasukannya berhasil mengalahkan ISIS di kota tempat kelompok militan itu mengumumkan kekhalifahannya pada 2014 silam.

"Kemenangan kita saat ini merupakan kemenangan atas kegelapan, kemenangan atas kebrutalan dan terorisme, dan saya mengumumkan kepada dunia bahwa ini merupakan akhir dari kegagalan dan runtuhnya negara mitos teroris ISIS," ujar Abadi sebagaimana dilansir AFP, Selasa (11/7).

Pasukan keamanan pun menyambut deklarasi itu dengan sorak sorai. Mereka menari sambil mengibarkan bendera dan mengacungkan senjata ke udara.
Namun, koalisi Amerika Serikat yang membantu pasukan Irak mengalahkan ISIS di Mosul, mengingatkan bahwa kemenangan ini bukan berarti akhir dari perang melawan kelompok militan itu secara keseluruhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemenangan ini tidak menghapus ISIS dan masih ada pertarungan sengit yang harus dilaksanakan. Namun, kekalahan salah satu kota terbesar bagi kekhalifahan mereka memang merupakan sebuah pukulan telak," ucap komandan operasi internasional anti-ISIS, Stephen Townsend.

Sementara itu, pembangunan kembali Kota Mosul dan membantu warganya untuk bangkit dari keterpurukan juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Irak.
Kemenangan atas ISIS ini memang harus dibayar dengan harga mahal. Bukan hanya bangunan rusak, tapi juga ratusan warga sipil tewas dan setengah populasi kota kabur dari rumahnya sendiri.

Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, sejak operasi perebutan Mosul dilancarkan pasukan Irak pada Oktober lalu, sekitar 920 ribu orang mengungsi. Sementara sebagian warga sudah kembali, nasib masyarakat lainnya masih terkatung-katung.

Sejumlah kelompok pemerhati HAM juga mengingatkan bahwa krisis kemanusiaan masih jauh dari akhir. Amnesty International pun mendesak pembentukan satu komisi untuk menyelidiki kekerasan atas warga sipil di Mosul.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER