Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan media Korea Selatan mengonfirmasi gempa bawah laut berkekuatan 5,8 skala richter yang mengguncang Korea Utara pada Kamis (13/7) bukan disebabkan uji coba nuklir, menampik kekhawatiran sebelumnya.
Kantor berita
Yonhap, mengutip peneliti Badan Survei Geologi AS (USGS) John Bellini menuturkan gempa yang terjadi pada kedalaman 538 kilometer dan berjarak sekitar 180 kilometer dari kota Chongjin ini tidak berpotensi tsunami dan bukan terjadi lantaran ulah manusia.
"Gempa terjadi pada 500 kilometer di bawah dasar laut. Gempa ini murni terjadi karena alam," tutur Bellini seperti dikutip
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat gempa diperkirakan berlokasi di Laut Jepang yang dekat dengan wilayah Korut.
Gempa besar seperti ini dilaporkan jarang terjadi di negeri paling terisolasi itu. Terakhir, gempa dengan kekuatan serupa di lokasi yang sama terjadi pada 1994.
Aktivitas uji coba rudal dan nuklir Korut sebelumnya sempat dikhawatirkan memicu gempa.
Pyongyang sejauh ini telah menguji program senjata nuklirnya sebanyak lima kali. Dua uji coba dilakukan pada 2016 lalu.
Sejauh ini, negara pemerintahan diktaktor Kim Jong-un itu disebut sejumlah pengamat telah berhasil membuat perkembangan signifikan pada teknologi senjata nuklir dan rudalnya.
Maret lalu, Kepala Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) Yukiya Amano bahkan mengatakan fasilitas produksi uranium yang dimiliki Korut telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini, tuturnya, bisa menyebabkan kapasitas nuklir negara terisolasi itu semakin besar.