Jakarta, CNN Indonesia -- Setahun berlalu setelah upaya kudeta gagal, pemerintah Turki mempertanyakan alasan Amerika Serikat tidak segera mengekstradisi Fethullah Gulen.
Turki meyakini Gulen, ulama yang kini berada di Amerika Serikat, adalah otak dari upaya kudeta yang gagal tahun lalu. Gulen telah berulang kali menampik tudingan tersebut.
"Kami sudah beri semua dokumen yang diperlukan. Situasinya saat ini adalah otoritas AS mengatakan mereka sedang mengecek dokumen tersebut, tapi untuk kami, ini terlalu lama," kata Duta Besar Turki untuk Indonesia Sander Gurbuz dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (14/7).
Dia menyatakan Turki masih terus sabar menunggu hingga akhirnya Gulen yang memimpin organisasi FETO itu diekstradisi. Organisasi itu sendiri telah dicap sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Recep Tayyip Erdogan.
"Alasannya [mengapa Gulen tidak segera diekstradisi] sudah jelas. Jawabannya sama dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa dia bisa tinggal di Pennsylvania bersama ratusan pengikutnya tanpa masalah," kata Gurbuz.
"Kami sabar menunggu. Seperti semua pelaku teroris lainnya di Turki, dia akan menjalani persidangan."
Pemerintah Turki menuding Gulen dan para pengikutnya berada di balik upaya kudeta yang menewaskan lebih dari 230 orang.
Kudeta yang meletus pada 15 Juli lalu bermula ketika faksi militer memerintahkan sejumlah tank dan pesawat tempur, mengebom gedung parlemen dan merebut jembatan penting dalam upaya menggulingkan Presiden Erdogan.
Permintaan ekstradisi telah diajukan Turki kepada pemerintahan Barack Obama sebelum digantikan oleh Donald Trump. Sang penerus telah menyatakan akan mengawasi Gulen dengan ketat tapi belum menunjukkan tindakan apa-apa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT