Jakarta, CNN Indonesia -- Meski diprotes oleh berbagai pihak, pemerintah Turki menegaskan akan tetap melanjutkan razia dan penggerebekan terkait upaya kudeta gagal tahun lalu.
"Penggerebekan masih berjalan dan kami harap kami bisa menemukan semua orang yang terkait sehingga kami bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari seperti biasa," kata Duta Besar Turki untuk Indonesia Sander Gurbuz dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (14/7).
Gurbuz mengatakan penyelidikan masih terus dilakukan karena pengaruh Fethullah Gulen, ulama yang diyakini sebagai dalang upaya kudeta tersebut, sudah mengakar jauh dalam sistem masyarakat Turki.
Menurutnya, gerakan FETO yang dicetuskan oleh Gulen telah berlangsung lama di negaranya. Karena itu, sulit sekali untuk menghabiskan pengaruh tersebut hanya dalam waktu satu tahun.
"Besok tepat setahun setelah kudeta dan investigasi masih berjalan. Seperti yang saya katakan, organisasi ini telah menyusup dalam rentang waktu 10-15 tahun, di berbagai institusi, sekolah, polisi, militer, di banyak kategori profesi, banyak tingkatan karir," kata Gurbuz.
"Jadi apa yang sudah dilakukan setelah 10 tahun itu sangat sulit untuk dibuka atau diungkap dalam waktu 365 hari saja."
Kelompok pemerhati HAM dan kritikus pemerintah, termasuk para anggota partai oposisi, menyebut Turki bergerak ke arah pemerintahan otoriter sejak upaya kudeta. Sementara itu, pemerintah mengatakan tindakan diperlukan melihat ancaman keamanan yang dihadapi.
Sekitar 50 ribu orang telah ditangkap dan 150 ribu lainnya, termasuk guru, hakim dan tentara, telah dipecat, sejak peristiwa di pertengahan 2016 itu.
Menurut Gurbuz, ribuan orang yang ditahan tapi tidak terbukti melakukan kejahatan sudah dibebaskan dan dikembalikan ke institusinya masing-masing.
"Penegak hukum hanya mencari pemimpin mereka di berbagai tingkat. Jika hanya meyakini (ajaran Gulen) dan tidak terlibat kejahatan apapun maka tidak ada alasan bagi mereka untuk ditahan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama ini, ratusan ribu orang juga menggelar protes atas tindakan keras yang dilakukan pemerintahan Erdogan pascakudeta gagal tahun lalu. Namun, Gurbuz menyebut para demonstran yang dipimpin oleh oposisi Kemal Kilicdaroglu itu bagaimanapun juga sama-sama menentang kudeta.
"Protes berakhir damai. Itu tanda demokrasi, Anda bisa menyampaikan perbedaan pendapat dengan damai. Tapi satu yang jelas, mereka juga sama-sama menentang upaya kudeta dan memandang Gulen sebagai teroris," ujarnya.