Jakarta, CNN Indonesia -- Jajak pendapat terbaru yang digelar Washington Post/ABC News memaparkan hanya 36 persen warga Amerika Serikat yang merasa puas dengan kinerja Presiden Donald Trump sejak menjabat di Gedung Putih pada 20 Januari lalu.
Bagi seorang presiden Amerika Serikat yang telah menjabat selama enam bulan, angka yang terus menurun itu menjadi perolehan terburuk dalam 70 tahun terakhir.
Dari survei sebelumnya, tepatnya pada peringatan 100 hari kepemimpinan Trump April lalu, konglomerat asal New York itu hanya mampu meraih tingkat kepuasaan warga sebanyak 42 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei terbaru ini juga menunjukkan sekitar 48 persen warga merasa "sangat tidak puas" dengan kinerja Trump di Kantor Oval.
Sekitar 48 persen responden menganggap kepemimpinan AS di dunia internasional semakin melemah sejak Trump duduk di Gedung Putih menggantikan pendahulunya, Presiden Barack Obama.
Hanya 27 persen warga yang menganggap kedudukan AS di kancah global saat ini semakin kuat. Sementara itu, sebanyak 23 persen warga menilai tak ada perubahan pada posisi AS di dunia di bawah kepemimpinan Trump.
Lebih lanjut, hanya ada 34 persen responden yang mempercayai Trump bisa mewakili pemerintah AS dengan baik dalam negosiasi bersama pemimpin negara asing, sementara 47 persen lainnya tidak mempercayai Trump bisa melakukannya.
Dalam jajak pendapat itu, responden juga ditanyai soal skandal pertemuan anak sulung sang Presiden, Donald trump Jr, dengan pengacara Rusia. Ia bertemu dengan pengacara itu bersama adik iparnya, Jared Kushner, setelah dijanjikan informasi yang bisa merugikan Hillary Clinton dalam pemilu.
Hasilnya, hanya 26 persen responden yang menuturkan pertemuan itu pantas dilakukan.
Dalam survei tersebut, 60 persen responden juga meyakini Rusia mencoba mempengaruhi hasil pemilu 2016 lalu.
Sekitar 41 persen responden percaya tim kampanye Trump sengaja meminta bantuan Rusia saat pemilu, di mana 31 persen lainnya tidak setuju.
Sementara itu, 44 persen responden yakin bahwa intervensi Rusia saat pemilu benar-benar menguntungkan Trump.
Jajak pendapat ini dilakukan Washington Post/ABC News pada 10 hingga 13 Juli melalui sambungan telepon langsung dengan lebih dari 1.001 sampel acak orang dewasa.
Survei ini, yang dilansir
CNN, memiliki margin kesalahan kurang lebih 3,5 persentase poin.
Tak lama setelah laporan ini rilis, Trump menyerang hasil polling ini melalui Twitternya.
Meski Trump menganggap hasil survei kali ini tidak seburuk saat pemilu, taipan real estate itu masih menilai bahwa jajak pendapat Washington Post/ABC News sebagai yang paling tidak akurat.
"Meski hasil polling ini hampir 40 persen tidak jelek, survei Washington Post/ABC News merupakan jajak pendapat yang paling tidak akurat saat pemilu lalu!" kicau Trump.
(aal)