Mayoritas Senator Filipina Setuju Perpanjang Darurat Militer

CNN Indonesia
Kamis, 20 Jul 2017 08:44 WIB
Sebagian besar senator Filipina mengakui darurat militer harus diperpanjang. Namun, mereka masih berselisih pendapat mengenai durasi perpanjangan tersebut.
Sebagian besar senator Filipina mengakui darurat militer harus diperpanjang. Namun, mereka masih berselisih pendapat mengenai durasi perpanjangan tersebut. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar senator Filipina mengakui bahwa darurat militer yang dicanangkan oleh Presiden Rodrigo Duterte harus diperpanjang. Namun, mereka masih berselisih pendapat mengenai durasi perpanjangan tersebut.

Pemimpin Minoritas Senat Filipina, Franklin Drilon, mengatakan bahwa perdebatan ini pun akan dibahas lebih lanjut dalam sesi khusus gabungan Kongres pada Sabtu mendatang.

Drilon mengatakan, para senator masih ingin mengkaji permintaan Duterte untuk memperpanjang darurat militer ini hingga Desember.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mendukung perpanjangan darurat militer setelah mendengarkan penjelasannya, tapi mengenai lama dan cakupannya, mari dibahas kembali," ujar Drilon, Kamis (20/7).
Menurut Drilon, para senator menyetujui gagasan perpanjangan ini setelah melihat selama darurat militer berlangsung, tak ada pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan dari Pasukan Bersenjata Filipina (AFP).

"Dengan demikian, kami mendukung mereka. Dalam pertemuan itu, saya bahkan mengusulkan bujet tambahan terutama untuk pemulihan Kota Marawi dalam rangka mendukung AFP," ucap Drilon.

Drilon memastikan, para senator akan membahas isu ini dengan segera karena memahami kekhawatiran Duterte mengenai kemungkinan melebarnya konflik di Marawi.
Darurat militer ini diberlakukan tak lama setelah bentrokan antara militer Filipina dan militan Maute di Marawi pecah bulan lalu.

Bentrokan itu terjadi ketika militer sedang melakukan operasi penangkapan Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang juga disebut-sebut sebagai amir ISIS Asia Tenggara.

Sejak saat itu, ratusan orang tewas dalam baku tembak antara militer dan militan Maute. Para warga di Marawi pun terpaksa mengungsi ke daerah sekitar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER