Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyambut baik keputusan Israel yang akhirnya mau mencopot detektor logam yang sempat dipasang di gerbang Bait Suci di Kota Tua Yerusalem. Penempatan alat pemindai itu memicu bentrokan yang berakhir kekerasan antara umat Muslim di kompleks Masjid Al Aqsa dan otoritas Israel beberapa waktu terakhir.
"Israel telah mencopot detektor logam dan kamera-kamera pengawas, meski [pemasangan alat tersebut] dibutuhkan untuk meningkatkan keamanan di kompleks Al Aqsa pasca insiden penembakkan dua polisi Israel di sana," ucap Sarah Huckabee, juru bicara kantor kepresidenan itu Amerika Serikat, Rabu (26/7).
"AS memuji upaya Israel tersebut untuk mengurangi ketegangan dengan tetap mengutamakan keamanan di wilayah tersebut," paparnya menambahkan seperti dikutip
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel berkeras memasang alat pendeteksi logam di gerbang Al Aqsa setelah dua aparatnya tewas ditembak oleh tiga orang Arab-Israel pada 14 Juli lalu. Kejadian itu berlokasi di halaman masjid.
Sejak itu, otoritas Israel memperketat pengamanan di wilayah Al Aqsa, bahkan pembatasan beribadah bagi umat Muslim di masjid itu dilaporkan terjadi.
Marah akan tindakan yang mereka pandang sebagai pelanggaran atas perjanjian berusia beberapa dekade, banyak warga Palestina melakukan boikot.
Mereka menolak masuk ke Masjid Al Aqsa melalui detektor logam dan memilih beribadah di jalanan, serta menggelar protes hingga berbuntut bentrok dengan aparat.
Puluhan warga palestina dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut, bahkan seorang imam masjid pun ikut tertembak usai memimpin salat di Al Aqsa.
Setelah ditekan oleh komunitas internasional, Israel akhirnya melunak dan memutuskan menanggalkan alat pendeteksi logam tersebut pad Selasa (25/7).
Meski begitu, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap akan menerapkan langkah-langkah pengamanan lainnya yang dianggap tidak mengganggu di lingkungan Masjid Al Aqsa, seperti pemasangan kamera pengawas.
Namun, sebagian besar warga Palestina masih terus melangsungkan aksi boikotnya.
Mereka menganggap pemasangan kamera pengintai ini sebagai upaya Israel mengontrol keseluruhan kompleks Al Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur, wilayah yang selama ini berusaha dikuasai Israel sepenuhnya.