Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa hari menjelang tenggat waktu pengajuan rancangan undang-undang yang mengatur pengganti Obamacare pada Senin mendatang, suasana persiapan dalam Partai Republik bak pasar.
"Benar-benar terasa seperti pasar. Ada yang berteriak US$50 miliar, US$100 miliar di sana, dan semakin lama terasa kian kehilangan arah," ujar seorang senator, Bob Corker, kepada
Reuters, Kamis (20/7).
Kekacauan ini diakui pula oleh senator yang sudah menyatakan penolakannya, Susan Collins. Hingga kini, ia bahkan tak tahu target dari pembahasan ini karena ketidakjelasan dari langkah selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Donald Trump sendiri mengancam para senator tidak dapat mengambil reses jika rancangan pengganti program tunjangan kesehatan Obamacare itu belum rampung.
Jika rancangan program ini tak rampung, 32 juta warga Amerika Serikat akan kehilangan asuransi kesehatan pada 2026.
Sementara itu, Partai Republik sendiri sudah kehilangan harapan RUU ini akan lolos ke tahap pembahasan dalam pemungutan suara pekan depan karena terbelahnya partai.
Untuk meloloskan RUU ini ke tahap pembahasan, diperlukan 50 persen lebih suara dari 100 kursi dalam Senat. Partai Republik sebenarnya menduduki 52 kursi, tapi empat senator sudah menyatakan penolakan.
Sebagaimana dilansir
AFP, penolakan terhadap rancangan undang-undang ini sendiri memang sudah lama menjadi perdebatan dalam tubuh Partai Republik.
Sejumlah senator khawatir rancangan tersebut dapat memangkas dana untuk Medicaid, undang-undang asuransi kesehatan bagi warga kurang sejahtera dan penyandang disabilitas.
Sebagian senator Partai Republik juga khawatir, rancangan tersebut tidak dapat memangkas pajak besar yang sebelumnya berlaku dalam Obamacare.
Kisruh ini menimbulkan keraguan di tengah masyarakat. Sebuah jajak pendapat pada Minggu lalu menunjukkan, warga 50 persen warga AS lebih memilih Obamacare. Program baru ini sendiri hanya diinginkan oleh 24 responden.
Melihat kekacauan ini, Pemimpin Minoritas dalam Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi, berkata, "Saatnya Kongres untuk menyingkirkan RUU yang tidak jelas arahnya."
(has)