AS Tak Kembalikan Kantor Perwakilan, Rusia Ancam Balas Dendam

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jul 2017 06:43 WIB
Rusia mengancam akan membalas dendam jika AS tak kunjung mengembalikan akses ke kantor perwakilan Moskow di New York dan Maryland yang ditutup Desember lalu.
Rusia mengancam akan membalas dendam jika AS tak kunjung mengembalikan akses ke kantor perwakilan Moskow di New York dan Maryland yang ditutup Desember lalu. (AFP Photo/Eduardo Munoz Alvarez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia mengancam akan membalas dendam jika Amerika Serikat tak kunjung mengembalikan akses ke kantor perwakilan Moskow di New York dan Maryland yang ditutup sejak Desember lalu.

"Rusia menekankan, jika Washington tidak mengurus ini dan masalah lainnya, termasuk upaya terus menghalangi operasi misi diplomatik Rusia, Rusia punya hak untuk mengambil langkah balas dendam sesuai prinsip timbal balik," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kemlu Rusia menyatakan, hal ini sudah disampaikan langsung oleh Wakil Menlu Rusia, Sergey Ryabkov, saat bertemu dengan Wakil Menlu AS bidang Politik, Thomas A. Shannon, di Washington pada Senin (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan tersebut, kedua pejabat itu membahas sejumlah isu bilateral, termasuk penutupan kantor perwakilan yang merupakan bagian sanksi dari pemerintahan Barack Obama pada Desember lalu.
Tak hanya menutup dua kantor perwakilan tersebut, pemerintahan Obama juga mengusir 35 diplomat Rusia yang dituduh menjadi mata-mata. Saat itu, Rusia memutuskan untuk tidak membalas dendam dan menaruh harapan pada pemerintahan Donald Trump.

Namun hingga kini, sanksi itu tak kunjung dicabut. Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, bahkan mengatakan bahwa AS menolak visa para diplomat Rusia pengganti perwakilan yang diusir.

Melalui pernyataan ini, Rusia pun menyatakan kesiapannya untuk berdialog lebih lanjut. Namun, Rusia meminta AS juga mengambil langkah yang diperlukan.

"Akan sangat berlebihan jika dikatakan kami sedang kesulitan menemukan solusi dari situasi. Namun, tindakan yang tidak dapat diterima dan berkontradiksi tidak bisa dibiarkan tanpa respons," tutur Ryabkov kepada kantor berita TASS.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER