Netanyahu Berniat Usir Al-Jazeera karena Al-Aqsa

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2017 07:43 WIB
Menyusul bentrokan di kompleks masjid Al-Aqsa, PM Israel Benjamin Netanyahu berniat untuk mengusir media asal Qatar, Al-Jazeera, dari negaranya.
PM Israel Benjamin Netanyahu berniat mengusir Al-Jazeera dari negaranya karena kisruh Al-Aqsa. (Reuters/Dan Balilty)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya ingin mengusir media asal Qatar Al-Jazeera dari negaranya di tengah ketegangan seputar masjid Al-Aqsa.

"Kanal Al-Jazeera terus memancing kekerasan seputar Bait Suci," kata Netanyahu melalui Facebook sebagaimana dikutip AFP, Rabu malam (26/7), merujuk pada kompleks yang menaungi masjid Al-Aqsa.

"Saya telah meminta badan penegak hukum beberapa kali untuk menutup kantor Al-Jazeera di Yerusalem. Jika ini tidak memungkinkan karena interpretasi hukum, saya akan mencari cara membuat undang-undang untuk mengusir Al-Jazeera dari Israel."
Israel telah berulang kali menuding Al-Jazeera bias dalam pemberitaannya terkait konflik Israel-Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media tersebut belum memberikan komentar ketika dimintai tanggapannya terkait hal ini. Salah satu juru bicara Netanyahu yang ditanyai soal pernyataan itu juga masih belum menjawab.

Protes dan bentrokan mematikan pecah selama berhari-hari sejak langkah keamanan baru dipasang di situs suci tersebut.

Bentrokan menegangkan masih berlangsung antara Israel dan umat Muslim di lokasi meski detektor logam yang memicu perselisihan antara kedua pihak sudah dicabut. Sejumlah pihak khawatir situasi ini bisa berkembang menajdi kekisruhan lebih besar.
Umat Muslim menolak untuk memasuki situs tersebut dan memilih beribadah di jalanan di luar kompleks selama lebih dari sepekan setelah Israel memasang alat itu.

Langkah keamanan baru itu dilakukan menyusul serangan yang menewaskan dua polisi pada 14 Juli.
Al-Jazeera mendapat banyak kritikan karena pemberitaannya.Al-Jazeera mendapat banyak kritikan karena pemberitaannya. (Reuters/Naseem Zeitoon/File Photo)
Warga Palestina memandang hal tersebut sebagai cara Israel meningkatkan kendalinya di situs suci yang menaungi masjid Al-Aqsa sekaligus Kubah Shakhrah itu.

Pernyataan Netanyahu tersebut dilontarkan sementara negara-negara Teluk pun berupaya untuk menutup Al-Jazeera.
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni lalu atas dugaan memberi dukungan pada ekstremisme. Negara-negara tersebut kemudian mengajukan 13 tuntutan, termasuk penutupan Al-Jazeera.

Netanyahu tengah berupaya untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara di kawasan, di tengah kritik soal okupasi selama lebih dari 50 tahun di wilayah Palestina.

Hanya Mesir dan Yordania yang saat ini sudah menandatangani kesepakatan damai dengan Israel.

Netanyahu juga mendapat kecaman dari warganya sendiri karena memasang detektor logam untuk merespons serangan di situs yang sangat sensitif itu. Banyak pihak menyebutnya sebagai salah perhitungan.
Netanyahu mengepalai pemerintahan yang dipandang paling condong ke sayap kanan dalam sejarah Israel.

Ia kerap mengkritisi media yang ia pandang berupaya untuk merugikan pemerintahannya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER