Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan situasi Masjid Al-Aqsa dikembalikan ke status quo sebelum salat Jumat pada 28 Juli mendatang.
"Takkan ada perubahan dalam posisi Palestina," kata Abbas dalam pertemuan darurat di Ramallah, Tepi Barat, sebagaimana dikutip
Xinhua, Rabu (26/7).
Pertemuan darurat tersebut dihadiri pejabat senior dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Partai Fatah dan unit keamanan Palestina, demikian laporan kantor berita resmi Palestina,
WAFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua tindakan yang dilakukan terhadap Masjid Al-Aqsa setelah 14 Juli mesti dibatalkan dan diakhiri," kata Abbas.
Ia menambahkan, "Situasi di Yerusalem harus kembali normal, lalu kami akan melanjutkan hubungan antara kami [Palestina] dan Israel."
Abbas menyatakan rakyat Yerusalem telah bangkit sebagai kesatuan untuk menolak semua tindakan yang dilakukan oleh penguasa Yahudi dan Palestina akan mendukung mereka.
"Apa yang telah kami putuskan ialah membekukan kerja sama keamanan [dengan Israel] dan ini masih sah, untuk membela kesucian kami juga masih sah. Kami ingin mempelajari apa yang terjadi dari hari itu sampai sekarang, untuk melihat apa yang bisa kami lakukan," ia menambahkan.
Pada 14 Juli lalu, tiga pria Arab-Israel menembak hinggga tewas dua polisi Israel, kemudian pasukan polisi balas menembak mati para pelaku. Serangan tersebut terjadi di halaman Masjid Al-Aqsa.
Setelah serangan itu, Israel menutup masjid tersebut dan belakangan memasang detektor logam serta kamera pengawas di pintu masuk masjid.
Tindakan tersebut memancing protes oleh umat Muslim, yang menolak memasuki masjid melalui detektor logam dan memicu rentetan bentrokan yang berujung pada kematian tiga warga Palestina dan tiga warga Israel, pekan berikutnya.