Jakarta, CNN Indonesia -- Para staf Kedutaan Besar Israel untuk Yordania, termasuk petugas keamanan yang terlibat dalam insiden penembakan dua warga Yordania, telah dipulangkan dari Amman ke negara asalnya.
Media Israel melaporkan petugas keamanan itu berada di kedutaan besar bersama dubes dan staf lain sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengirim utusan dalam rangka meredakan ketegangan dengan Yordania. Kompleks itu sendiri berbentuk seperti benteng dan tidak mudah ditembus.
"Kepulangan para utusan itu dimungkinkan berkat kerja sama erat yang digelar beberapa hari terakhir antara Israel dan Yordania," bunyi pernyataan dari kantor Netanyahu, dikutip
Reuters pada Selasa (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Netanyahu juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menantunya, Jared Kushner, karena turut membantu memulangkan para staf itu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Raja Yordania, Abdullah, atas "kerja sama erat kita."
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt, melanjutkan perjalanannya ke Yordania setelah tiba di Israel, kemarin, kata seorang pejabat di Washington.
Petugas keamanan itu dilaporkan menembak mati salah satu warga Yordania yang menikamnya menggunakan obeng di kompleks kedutaan di Amman, Minggu malam. Dalam peristiwa itu, seorang warga Yordania lain yang kebetulan berada di lokasi turut menjadi korban.
Kementerian Luar Negeri Israel menyebut petugas itu bertindak untuk mempertahankan diri. Pelaku penikaman berusia 16 tahun itu, menurut ayahnya, bekerja di kedutaan besar dan tidak terkait dengan jaringan militan.
Sementara seorang lainnya tampak tidak sengaja menjadi korban, kata seorang pejabat kepada
Reuters.
Penembakan mematikan itu menjadi ujian bagi hubungan Israel-Yordania yang memang sudah tegang. Salah satu dari dua negara Arab yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel itu ingin memeriksa petugas keamanan tersebut, tapi Israel mengatakan orang tersebut mempunyai kekebalan diplomatik.
Israel menyensor laporan media soal insiden mematikan itu, dalam rangka melindungi para diplomat dari tindakan balas dendam.
Hubungan Israel-Yordania menegang setelah pemerintahan Netanyahu memasang detektor logam di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebagai respons atas penembakan dua polisinya, 14 Juli lalu.