Jakarta, CNN Indonesia -- Para senator Partai Republik masih kesulitan merealisasikan janji tujuh tahun untuk menghentikan layanan kesehatan Obamacare. Mereka kini mengalihkan fokus untuk meloloskan langkah penghentian "tipis-tipis" yang bisa membuat isu ini kembali dinegosiasikan dengan Dewan Perwakilan.
Upaya terakhir ini dilakukan, Kamis (27/7), setelah Senat menolak penghentian Obamacare dengan perolehan suara 55-45. Dengan demikian, Kongres mempunyai waktu penundaan implementasi selama dua tahun untuk membuat peraturan pengganti.
Ini adalah kegagalan kedua Senat dalam 24 jam untuk menghentikan program bernama resmi Akta Layanan Terjangkau yang memperluas asuransi kesehatan untuk 20 juta warga AS berpemasukan rendah itu. Pada Rabu, para senator menolak rencana hentikan-dan-ganti yang telah digodok Partai Republik sejak Mei.
Kegagalan itu menggarisbawahi perpecahan partai dalam peran pemerintahan menyediakan akses layanan kesehatan. Sementara itu, Senat menggelar debat hari kedua yang bisa berlarut-larut hingga seminggu lamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
Reuters, Partai Republik menyatakan masih mengupayakan langkah baru itu. Kemungkinannya, undang-undang tersebut hanya akan mengeliminir kewajiban individu dan pekerja untuk memperoleh atau menyediakan asuransi kesehatan dan menghapuskan pajak pada pembuat alat-alat medis.
Senator John Thune, orang nomor tiga di antara para senator Partai Republik, menyatakan pihaknya telah mencoba untuk "mencari tahu apa yang diperlukan untuk membuat 50 anggota kami untuk menghentikan program Obamacare sebanyak mungkin."
Partai Republik menduduki 52 dari 100 kursi mayoritas di Senat.
Legislasi Senat apapun cukup untuk membawa isu itu untuk dibawa ke komite negosiasi khusus dan diperdebatkan dengan dengan Dewan Perwakilan yang telah meloloskan versinya sendiri pada Mei lalu. Jika panel tersebut bisa menyepakati undang-undang yang baru, Dewan Perwakilan dan Senat lagi-lagi harus menyepakati legislasi itu dalam proses yang bisa berlangsung selama beberapa bulan.
"Saya pikir orang-orang akan melihat ini tidak hanya berdasarkan isinya, tapi sebagai mekanisme pemaksa untuk membuat kedua sisi untuk mencoba menyelesaikannya bersama-sama," kata Senator Republik Bob Corker. "Itu akan jadi kesempatan terakhir."
Senator John Cornyn, anggota Senat Republik nomor 2, mengatakan versi "tipis-tipis" dari undang-undang yang sedang digodok ini sudah mendapatkan dukungan lebih banyak.
"Saya rasa ada banyak kesepakatan yang terjalin," ujarnya.
(aal)