Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa negara Timur Tengah yang mengisolasi Qatar seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain mengatakan bahwa mereka mengizinkan pesawat Qatar untuk menggunakan koridor udara mereka. Namun, hal ini hanya berlaku dalam keadaan darurat.
Kantor berita Saudi SPA, Minggu (30/7), mengutip pernyataan dari otoritas penerbangan Saudi (GACA) yang mengatakan bahwa mereka sudah setuju untuk penggunaan koridor udara empat negara dalam keadaan darurat oleh Qatar. Kodisi darurat ini diidentifikasi berdasar pengawasan ICAO, dan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sembilan koridor telah diidentifikasi termasuk satu di ruang udara internasional di atas laut Mediterania yang akan dipantau oleh pihak berwenang Mesir," tulis SPA, dikutip dari Reuters.
Hanya saja, berdasar kantor berita Qtar QNA, Kementerian Transportasi Qatar dan otoritas penerbangannya menyangkal kalau keempat negara mengambil keputusan seperti itu.
Qatar meminta negara tersebut tidak memberikan informasi palsu menjelang pertemuan dengan ICAO di Montreal, Senin (31/7).
ICAO sendiri masih tidak memberikan komentar apapun.
Keempat negara tersebut sudah memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni 2017 lalu. Mereka menutup hubungan semua hubungan, baik di laut, darat, dan langit. Mereka bahkan menjatuhkan sanksi ekonomi karena mendukung teroris. Hal ini pun dibantah Doha.
'Hukuman' yang diberikan keempat negara terhadap Doha, khususnya soal batas udara membuat Doha tak bisa berkutik. Pasalnya, hal ini akan menyusahkan Qatar Airways untuk beroperasi. Qatar pun meminta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk membahas masalah tersbeut dalam sebuah pertemuan khusus. Pertemuan ini dijadwalkan dilaksakanan pada Senin (31/7).
(chs)