Hizbullah dan Syiah Bergabung Lawan ISIS di Perbatasan Suriah

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Agu 2017 03:03 WIB
Hizbullah menyatakan, peperangan melawan ISIS selanjutnya di perbatasan Libanon-Suriah akan diikuti pula oleh kelompok Syiah.
Hizbullah menyatakan, peperangan melawan ISIS selanjutnya di perbatasan Libanon-Suriah akan diikuti pula oleh kelompok Syiah. (REUTERS/Ali Hashisho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, mengatakan kelompok Syiah akan bergabung dalam peperangan selanjutnya di jantung ISIS di perbatasan Suriah. Pertempuran itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Tentara Libanon akan menyerang ISIS dari sisi perbatasan Libanon saat Hizbullah dan tentara Suriah akan menyerang secara kontinu dari sisi Suriah. Nasrallah mengatakan hal tersebut dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional.

“Garis depan Suriah melawan ISIS akan dibuka, dan tentara Suriah dan Hizbullah akan berada di sana,” kata Nasrallah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia mengatakan militan ISIS yang berada di daerah kantong dan menahan tahanan Libanon masih memiliki kesempatan untuk bernegosiasi dan dapat menghindari pertempuran.

Hizbullah telah menjadi sekutu penting Presiden Suriah, Bashar al-Assad selama konflik enam tahun terakhir tersebut. Hizbullah berperang bersama tentara Suriah melawan ISIS dan termasuk kelompok militan dari kaum Sunni.

Serangan Hizbullah bulan lalu memaksa geriliawan Nusra Front di daerah kantong di perbatasan berada di bawah kesepakatan evakuasi untuk daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah.


Tentara Libanon tidak mengambil peran dalam serangan tersebut, namun peristiwa tersebut telah berdampak luas yang kemudian mengarah pada serangan ke jantung ISIS.

Nasrallah menekankan serangan di Libanon akan menjadi tanggung jawab tentara.

Kehadiran sejumlah kantong militan di perbatasan kedua negara telah mewakili pertumpahan perang saudara terbesar antara Suriah dan Libanon.


Lebih dari satu juta penduduk Suriah telah mencari perlindungan di Libanon. Kondisi ini menjadi beban pada aspek pelayanan dan ekonomi.

Nasrallah dalam pidatonya juga mengatakan sudah saatnya bagi Beirut mendiskusikan situasi mereka dengan Damaskus.

Ribuan pengungsi melakukan perjalanan ke daerah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak, bersama dengan pejuang Nusra yang telah pergi dari kawasan perbatasan setelah serangan Hizbullah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER