Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menambah bantuan bagi militer Filipina, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan drone. Namun, AS memastikan drone yang dikerahkan di Filipina hanya digunakan untuk mempertahankan diri.
"Tak penting membahas kegunaan drone itu di sana. Drone itu hanya untuk operasi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), juga membantu operasi lain," ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan AS kepada
AFP, Selasa (8/8).
Pejabat itu mengatakan, penggunaan drone atau pesawat nirawak ini memang menjadi salah satu pokok bahasan yang penting dalam pembicaraan antara pemerintah AS dan Filipina saat ini, terutama di tengah meningkatnya ancaman ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pejabat itu memastikan bahwa kedua negara sama sekali tak pernah membahas kemungkinan AS menyerang markas kelompok-kelompok teror di Filipina yang terisnpirasi ISIS.
Juru bicara Pentagon, Chris Logan, pun memastikan bahwa segala langkah militer AS di Filipina akan selalu berdasarkan permintaan pemerintah lokal.
"Kami menghargai kedaulatan Filipina dan tidak ingin ada tindakan unilateral di Filipina," ujar Logan sebagaimana dikutip
Inquirer.
Bantuan dari AS ini juga menjadi sorotan publik, terutama setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, meminta tambahan 20 ribu personel tentara tambahan untuk mengatasi ancaman keamanan di selatan negaranya, khususnya Marawi.
Sejak bentrokan antara militer dan kelompok militan Maute pecah di Marawi pada dua bulan lalu, hampir 700 orang tewas, termasuk militer, militan, juga warga sipil.
Saat bertemu dengan Duterte di sela pertemuan ASEAN pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, mengatakan bahwa krisis di Marawi ini sebagai "situasi tragis."
Tillerson mengatakan, AS akan memberikan bantuan berupa pesawat pengawas dan peralatan penting lainnya bagi pasukan Filipina di Marawi.
AS sendiri memang sudah mengirimkan tim intelijen negaranya ke Filipina sejak bertahun lalu. Selain itu, AS juga masih memiliki sekitar 300-500 personel militer operasi khusus di Filipina.
(has)