Media Myanmar Sebut ISIS Berada di Balik Krisis Rohingya

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Kamis, 14 Sep 2017 14:25 WIB
Media Myanmar melaporkan ISIS berada di balik serangan kelompok bersenjata yang dijadikan alasan pemerintah untuk menggelar operasi pembersihan etnis Rohingya.
Ilustrasi ISIS. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media lokal Myanmar melaporkan bahwa intelijen India dan Bangladesh telah menyadap tiga panggilan telepon berdurasi panjang yang dilakukan Hafiz Tohar, ketua sayap militer angkatan bersenjata Rohingya. Informasi ini mengungkap latar belakang serangan 25 Agustus lalu terhadap aparat Myanmar.

CNNIndonesia.com belum bisa memverifikasi laporan tersebut secara independen. Namun, kantor Penasihat Negara Aung San Suu Kyi menyatakan pemimpin de facto Myanmar itu telah membatalkan kunjungan ke PBB karena ada ancaman teror di negaranya.

Sementara itu, meski ISIS sejauh ini belum memberikan pernyataan ancaman terbuka terhadap Myanmar, Center for Strategic and International Studies (CSIS) khawatir hal itu bisa saja terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kekhawatiran bahwa kekerasan ini akan menarik kekuatan dari luar. Kini, saat ribuan foreign fighters terafiliasi ISIS yang berpengalaman perang mencari misi baru di luar wilayah mereka yang terus menciut di Suriah dan Irak, kesempatan baru untuk membela Muslim [di Myanmar] akan menarik mereka," kata Thomas Sanderson, direktur Transnational Threats Project di CSIS dalam laporannya belum lama ini.

Hafiz Tohar mendirikan Aqa Mul Mujahidin dan dilatih di Pakistan oleh Lashkar E Tayyaba setelah direkrut oleh Abdu Qadoos Burmi, kepala Harkat ul Jihad al Islami-Arakan dari desa Kyauk Pyin Siek di Maungdaw pada 2014.

Dia menggabungkan kelompoknya dengan Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) setelah dibentuk pada 2016 dan diyakini mengotaki serangan terhadap aparat Myanmar sejak 9-10 Oktober tahun lalu hingga 25 Agustus kemarin.
Tiga panggilan itu dilaporkan terjadi antara 13 dan 24 Agustus, menjelang serangan yang dijadikan alasan militer Myanmar untuk melakukan operasi pembersihan Rohingya dan diatribusikan kepada ARSA. Operasi itu disertai pembantaian dan pelanggaran HAM berat sehingga diperkirakan menewaskan 1.000 orang dan memaksa ratusan ribu orang lainnya mengungsi ke Bangladesh.

Dalam sebuah penggerebekan, tentara Bangladesh menemukan nomor kontak "Brigadir Ashfaq" dan "Mayor Salamat" dari kelompok teror ISI dan seorang perekrut ISIS di Irak. Intelijen Bangladesh kemudian memantau nomor-nomor tersebut dan memberikannya kepada badan intelijen eksternal India yang mempunyai kemampuan penyadapan regional.
Peta kekerasan Myanmar hingga akhir Agustus.Peta kekerasan Myanmar hingga akhir Agustus. Jumlah korban tewas kini diperkirakan mencapai 1.000 orang. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
Hafiz Tohar mendirikan Aqa Mul Mujahidin dan dilatih di Pakistan oleh Lashkar E Tayyaba setelah direkrut oleh Abdu Qadoos Burmi, kepala Harkat ul Jihad al Islami-Arakan dari desa Kyauk Pyin Siek di Maungdaw pada 2014.

Dia menggabungkan kelompoknya dengan Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) setelah dibentuk pada 2016 lalu dan diyakini mengotaki serangan terhadap aparat Myanmar sejak 9-10 Oktober tahun lalu hingga 25 Agustus kemarin.
Diberitakan Mizzima, media swasta di Myanmar, pada 23 Agustus ada panggilan dari nomor Ashfaq kepada Hafiz Tohar. Panggilan itu berlangsung selama 37 menit dan Ashfaq mengatakan kepada Hafiz bahwa ARSA mesti menyerang sejumlah tempat dalam waktu 48 jam.

Tohar mengatakan pasukannya sudah berada di posisi menyerang. Namun, dengan perencanaan dan mobilisasi yang butuh waktu panjang, serangan tidak mungkin bisa dilakukan sebelum tengah malam 24 Agustus.

[Gambas:Video CNN]

Percakapan itu dilakukan menggunakan bahasa sandi yang tidak bisa dipecahkan oleh intelijen Bangladesh dan baru bisa dibongkar oleh intelijen India.

Mereka menggunakan kode "Kala Admi" atau orang hitam, merujuk kepada mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan yang kini ditugaskan menyelidiki krisis Rohingya. Ashfaq meminta serangan itu dilakukan segera setelah Annan melaporkan hasil investigasinya.
Tohar sepakat dan meminta waktu hingga tengah malam 24 Agustus.

Panggilan kedua pada 24 Agustus berlangsung selama 28 menit pada 14.13 waktu Bangladesh. Ashfaq bertanya kapan "Kala Admi" mempublikasikan laporannya. Tohar menjawab, hal itu akan dilakukan pada 15.00.

Ashfaq kesal dan memohon agar serangan dilakukan sesegera mungkin setelah matahari terbenam. Tohar mengatakan instruksi itu sudah diberikan tapi butuh waktu untuk mencapai pasukannya karena ARSA menggunakan kurir fisik dan menghindari penggunaan radio untuk menghindari deteksi.

Pada 18.02, masuk panggilan dari nomor Irak yang memperkenalkan diri sebagai "Al-Amin dari Daesh (ISIS)" kepada Tohar. Percakapan hanya berlangsung 14 menit.

Saat itu, ISIS meminta ARSA berjihad melawan kolonialis Burma, fanatik Buddha dan Hindu.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER