Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte bertanya kepada Kepala Komisi Hak Asasi Manusia (Commission on Human Rights/CHR) apakah dia seorang pedofil, karena memusatkan perhatian pada pembunuhan remaja dalam perang berdarah pemerintah terhadap narkoba.
Seperti dikutip dari
Reuters, Duterte juga menyarankan anggota parlemen yang menggunakan anggaran sebesar 678 juta peso usulan CHR untuk membeli kamera tubuh untuk polisi jika mereka tidak ingin mengembalikan dana untuk agen tersebut. CHR dinilai telah berulang kali bersitegang dengan kampanye anti-narkoba Duterte.
CHR meminta anggaran sebesar 1,72 miliar peso untuk tahun 2018, namun pemerintah mengusulkan 678 juta sebagai gantinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekutu Duterte di Kongres kemudian memilih untuk mengalokasikan hanya 1.000 peso. Hal itu kemudian dikritik karena dinilai sebagai pembalasan atas upaya CHR untuk menginvestigasi ribuan pembunuhan dalam 15 bulan terakhir, termasuk dua remaja pada Agustus.
"Mengapa orang ini jadi fokus dengan isu anak muda, terutama anak laki-laki? Apakah Anda seorang pedofil?" tanya Duterte, mengacu pada kepala CHR Chito Gascon.
"Kenapa kamu serius dengan remaja? Apakah kamu [benar-benar serius]? Saya ragu. Apakah Anda gay atau pedofil?"
Gascon tidak segera membalas permintaan untuk berkomentar.
Duterte juga menuduh Gascon menjadi juru bicara oposisi dan mengkritik pengawasan aktivitas anti-narkoba polisi.
"Mengapa Anda tidak beralih ke masalah lain yang menimpa negara ini?" kata Duterte, mengutip penderitaan rakyat di kota Marawi selatan yang terkepung.
Para kritikus mengatakan polisi mengeksekusi tersangka, dan menilai bahwa pemerintah memiliki kebijakan pembunuhan yang efektif. Duterte telah menolak tuduhan itu, dan polisi mengatakan mereka membunuh hanya untuk membela diri.
Sementara CHR telah lama menyatakan tidak memiliki tenaga kerja dan sumber daya untuk menyelidiki pembunuhan tersebut secara tuntas. Alasannya sebagian besar pembunuhan dilakukan terhadap penjaja narkoba kelas teri, sementara profil penangkapan yang lebih tinggi masih minim.
Orang Filipina sangat mendukung tindakan keras tersebut sebagai solusi untuk mengatasi kejahatan yang merajalela, yang menurut Duterte berasal dari kecanduan narkoba.
Duterte menegaskan bahwa tidak akan ada kata mundur dalam kampanye tersebut, yang menurutnya ditargetkan pada pelaku perdagangan narkoba yang terorganisir dan bukan pada remaja tanpa dosa.
Pemimpin kontroversial tersebut, yang juga memerangi pemberontak komunis setelah gagal dalam perundingan damai dengan pemerintah, mengatakan bahwa dia tetap terbuka untuk melanjutkan perundingan untuk mengakhiri konflik yang berjalan hampir lima dekade tersebut.