Identitas Pelaku Teror Bom Stasiun London Terungkap

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 18 Sep 2017 18:01 WIB
Kepolisian Inggris merilis identitas terduga pelaku kedua teror bom stasiun kereta London. Pria berusia 21 tahun itu bernama Yahyah Farroukh.
Dari akun Facebook pribadinya, Farroukh diketahui menetap di Inggris dan bersekolah di West Thames College, jurusan Bahasa Inggris. (Facebook/Yahyah Farroukh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Inggris merilis identitas terduga pelaku kedua teror bom stasiun kereta Parsons Green, London, yang ditangkap akhir pekan lalu. Pria berusia 21 tahun itu bernama Yahyah Farroukh.

Berdasarkan akun Facebook yang diduga milik Farroukh, laki-laki itu berasal dari Damaskus, Suriah.

Foto profil akun tersebut memperlihatkan Farroukh bersama keluargnya tengah berpose di salah satu tempat wisata di London tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari akun tersebut, diketahui bahwa Farroukh menetap di Inggris dan bersekolah di West Thames College, jurusan Bahasa Inggris.

Menurut informasi dari akun itu, Farroukh disebut bekerja pada sebuah perusahaan pembuat acara di London.
Diberitakan The Guardian, selama ini, Farroukh dilaporkan tinggal bersama terduga pelaku teror lainnya yang berusia 18 tahun.

Orang itu sudah lebih dahulu ditangkap pada Sabtu pekan lalu. Namun hingga kini, polisi masih belum mengungkap identitas remaja tersebut.

Keduanya selama ini tinggal di Sunbury bersama Penelope dan Ronald Jones, keluarga yang menampung mereka selama ini.

Rumah keluarga Jones pun tak lepas dari sasaran penggerebekan polisi pada akhir pekan lalu. Selain itu, aparat juga memeriksa beberapa tempat lainnya di bagian barat London, seperti Stanwell, Hounslow, dan Surrey--yang berdekatan dengan bandara internasional Heathrow.

London kembali dikejutkan teror setelah ledakan mengguncang kereta bawah tanah di stasiun Parsons Green pada Jumat (15/9) pagi.

[Gambas:Video CNN]

Insiden yang menyebabkan 29 orang terluka itu segera dideklarasikan otoritas Inggris sebagai serangan teroris.

Kepolisian menyebut ledakan itu berasal dari sebuah bom rakitan, meski bahan peledak itu pada akhirnya dikabarkan tidak meledak secara sempurna.

Meski serangan telah diklaim oleh ISIS, Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengatakan sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya campur tangan kelompok teroris tersebut dalam insiden ini.

Merespons insiden itu, Perdana Menteri Theresa May menempatkan Inggris pada tingkat keamanan "kritis" yang membuka kemungkinan akan ada serangan lainnya.

Inggris telah mengerahkan ratusan tentara dan polisi bersenjata lengkap di sejumlah tempat-tempat publik untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya serangan lain. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER