Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih enggan berkomentar ketika ditanya soal pengendalian senjata menyusul insiden penembakan yang menewaskan 59 dan melukai lebih dari 200 orang di Las Vegas, Nevada.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan "hari ini adalah hari untuk berbelasungkawa bagi para penyintas." Dalam sesi konferensi pers yang dilaporkan
CNN pada Senin malam ini (2/10), Sanders juga tidak menyebut apakah Presiden Donald Trump akan membahas isu tersebut.
"Ada waktu dan tempat untuk debat politik," kata Sanders. "Ini saatnya untuk bersatu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menggarisbawahi motif pelaku yang belum diketahui, Sanders mengatakan "masih prematur untuk mendiskusikan kebijakan saat kita belum sepenuhnya tahu fakta-fakta yang ada."
Dalam kesempatan ini, Sanders juga sempat emosional dan hampir menangis saat berbicara soal para korban. Kepada wartawan, dia mengatakan "mereka yang menunjukkan ekspresi cinta melawan tindakan kebencian yang tak terbayangkan tidak akan pernah sirna."
"Apa yang dilakukan orang-orang ini satu sama lain menunjukkan lebih banyak tentang jati diri kita, warga Amerika" daripada apa yang dilakukan oleh pelaku penembakan, kata Sanders setelah membacakan beberapa patah kata tentang korban dan pahlawan di tengah insiden itu.
Stephen Paddock, pelaku penembakan massal terbesar dalam sejarah AS itu, bunuh diri di kamar hotel tempat ia menjalankan aksinya.
Pria berusia 64 tahun itu menembak secara brutal di kerumuman penikmat konser musik di Las Vegas, Nevada. Ia melakukan perbuatannya di lantai 32 hotel Mandalay Bay, di dalam sebuah kamar yang disewanya sejak 28 September lalu.
[Gambas:Video CNN]Kelompok militan ISIS mengklaim bahwa Paddock merupakan tentara mereka yang baru saja memeluk agama Islam beberapa bulan lalu.
“Penyerangan di Las Vegas dilakukan oleh seorang tentara ISIS dan dia melakukannya sebagai respons atas panggilan koalisi negara yang menjadi target,” papar agensi berita ISIS, Amaq, melansir
Reuters.
Hal itu terkait dengan koalisi yang dipimpin AS untuk membasmi ISIS di Timur Tengah.
Meski demikian, kepolisian Las Vegas membantah klaim tersebut. Bantahan itu didukung oleh FBI yang menyebut bahwa tidak ada koneksi antara kejadian ini dengan kelompok teroris internasional manapun.
“Sementara kejadian ini terungkap, kami percaya pada titik ini bahwa tidak ada koneksi [antara kejadian ini] dengan grup teroris internasional,” ujar Aaron Rouse, agen spesial yang bertanggungjawab atas kantor FBI di Las Vegas, dikutip
AFP.