Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan tentara tengah bersiap menghadapi serangan balasan menyusul kematian dua pemimpin ISIS Marawi, Isnilon Hapilon dan Omar Maute.
Lorenzana pada Senin (16/10) mengatakan kematian dua pentolan itu bisa memicu balasan dari kelompok militan Maute yang berbaiat kepada ISIS dan menyerbu Marawi pada Mei lalu.
"Kami tahu modus musuh adalah melakukan pengalihan di sana sini," ujarnya dalam keterangan pers di Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, dia menyatakan peristiwa ini bisa berarti krisis yang melanda daerah tersebut bakal segera berakhir.
"Kami mungkin akan mengumumkan akhir dari pertempuran di Marawi di pekan ini," kata Lorenzana sebagaimana dikutip
CNN Philippines.
Hanya saja, status darurat militer di Mindanao yang dinyatakan oleh Presiden Rodrigo Duterte masih belum akan dicabut. Hal tersebut kini sedang dipertimbangkan, kata Lorenzana.
Dia mengatakan kedua pemimpin militan itu tewas terbunuh pasukan militer dalam baku tembak Senin pagi.
Hingga akhir pekan lalu, pemerintah telah kehilangan 162 pasukan, sementara lebih dari 1.700 tentara lainnya mengalami luka-luka.
[Gambas:Facebook]Pasukan pemerintah telah menewaskan 817 militan Maute sejak pertempuran pecah pada 23 Mei lalu di Marawi, Lanao del Sur, Mindanao.
Setidaknya 47 korban warga sipil jatuh akibat pertempuran ini.
Pengikut Hapilon dan Maute berbaiat kepada ISIS dan kelompok teror itu telah menyatakan mengakui Hapilon sebagai pemimpin di Asia Tenggara pada 2014 lalu.
Pihak militer meyakini ISIS berencana mendirikan kekhalifahan gadungan yang berpusat di Marawi.