Dokumen Rahasia AS Ungkap Intel Kuba Kenal Pembunuh Kennedy

CNN Indonesia
Jumat, 27 Okt 2017 10:15 WIB
Satu lagi fakta penyelidikan kematian John F Kennedy terungkap melalui dokumen yang dirilis AS, yaitu bahwa agen intelijen Kuba mengenali pelaku pembunuhan.
Seorang intelijen Kuba mengaku mengenali pelaku pembunuhan John F Kennedy sebagai penembak yang hebat. (Dallas Police Department/Dallas Municipal Archives/University of North Texas/Handout/File photo via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu lagi fakta penyelidikan kasus kematian John F Kennedy terungkap melalui dokumen yang dirilis Amerika Serikat pada Kamis (26/10), yaitu bahwa salah satu agen intelijen Kuba mengenali sang pelaku pembunuhan, Lee Harvey Oswald.

Hal ini terungkap dalam salah satu dokumen CIA berupa surat kabel rahasia mengenai perbincangan dua pejabat Kuba, yaitu petugas keamanan bernama Angel Ronaldo Luis Salazar dan Ramiro Jesus Abreu Quintana, Kepala Konsuler Kedutaan Besar Kuba di Mexico City yang juga merupakan agen intelijen.

Dalam perbincangan itu, Abreu mengatakan bahwa ia mencium indikasi AS akan menyalahkan Kuba atas pembunuhan ini. Abreu pun menanyakan sejumlah nama pejabat AS yang diketahui sedang menyelidiki kasus ini, tapi Luis mengaku tak kenal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di akhir perbincangannya, Luis mengatakan bahwa Oswald merupakan penembak yang bagus dan Abreu menjawab, "Oh, dia memang bagus."
Ketika ditanya bagaimana Abreu mengetahui hal tersebut, ia hanya menjawab, "Saya kenal dia."

Dokumen ini hanya salah satu dari 2.891 data yang dirilis oleh badan Arsip Nasional AS melalui situs resmi mereka sesuai perintah dari Presiden Donald Trump.

Namun, ribuan dokumen itu belum mencakup keseluruhan data dari penyelidikan tragedi pembunuhan presiden ke-35 AS yang terjadi pada 22 November 1963 silam tersebut.

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa ia sepakat untuk tak merilis sejumlah dokumen penyelidikan itu atas alasan keamanan.
"Departemen dan badan-badan eksekutif meminta saya agar sejumlah informasi tetap dirahasiakan demi keamanan nasional, penegakkan hukum, dan hubungan luar negeri," katanya.

Melanjutkan pernyataannya, Trump berkata, "Saya tidak punya pilihan saat ini selain menerima saran tersebut ketimbang membiarkan ada potensi ireversibel membahayakan keamanan nasional kita."

Sejumlah pejabat administrasi mengatakan kepada AFP, permintaan untuk merahasiakan sejumlah dokumen ini datang dari CIA dan FBI.

Reuters melaporkan, Trump awalnya ingin mengungkap semua dokumen mengenai tragedi pembunuhan itu, sesuai dengan perintah Kongres pada 1992 silam.

Mandat Kongres itu menetapkan, semua dokumen penyelidikan kematian presiden AS ke-35 itu harus dibuka untuk publik paling lambat pada 26 Oktober 2017.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER