Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Suriah mengambil alih markas ISIS pada Rabu (8/11). Dengan pertempuran sengit bersama kelompok Hizbullah dari Libanon, Suriah mengklaim berhasil meruntuhkan kekhalifahan ISIS.
“Benteng pertahanan terakhir ISIS, Albu Kamal, sudah dibebaskan dari ISIS,” ujar seorang komandan aliansi militer yang mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad, sebagaimana dikutip
Reuters.
Terletak di perbatasan dengan Irak di tepi Sungai Efrat, Albu Kamal merupakan benteng pertahanan terbesar ISIS di Suriah setelah Raqqa dikuasai oleh pasukan rezim pada Oktober lalu.
Komandan itu mengatakan, selama pertempuran merebut Albu Kamal, pasukan Assad dibantu Hizbullah yang masuk melaluu Irak, mengajak Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) untuk menyeberang dan berperang ke Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah upaya berbulan-bulan, pasukan aliansi itu berhasil mengepung dan mengambil alih Albu Kamal. Stasiun televisi pemerintah Suriah pun mendekarasikan, “Albu Kamal dibebaskan.”
Namun, kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa Albu Kamal belum benar-benar direbut karena masih ada pertempuran kecil di sana.
Juru bicara PMF, Ahmed al-Asadi, juga membantah pasukannya menerobos perbatasan menuju Suriah.
“Pergerakan kami dilaksanakan berdasarkan perintah dari komandan pasukan bersenjata dan tujuan utama kami adalah membebaskan wilayah Irak dari ISIS. Kami tidak diperintahkan untuk menyeberangi perbatasan,” katanya.
Sejumlah pengamat mengatakan, walau pun Albu Kamal bebas dari ISIS, bukan berarti kelompok militan itu kehilangan kekuatan. Mereka masih dapat memerintahkan anggotanya untuk melakukan serangan di berbagai negara lain.
(has)