Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu warga
Iran terpaksa mengungsi di penampungan beralaskan ala kadarnya setelah rumah mereka hancur akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang perbatasan Iran-Irak pada Minggu (12/11). Sampai saat ini, korban tewas mencapai 450 orang.
Tim penyelamat telah berhenti mencari para penyintas gempa di Iran. Sementara para korban selamat menantikan bantuan.
Seorang perempuan muda di Sarpol-e Zahab, salah satu kota yang paling parah terdampak gempa, mengatakan keluarganya kedinginan karena terpapar angin malam selama beberapa hari terakhir karena kurangnya tenda di tempat pengungsian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Video CNN]"Kami butuh bantuan, kami butuh semuanya, pihak berwenang harus mempercepat penyaluran bantuan mereka," katanya kepada televisi pemerintah seperti dikutip
Reuters, Selasa (14/11).
Gempa terjadi sekitar pukul 21.00 malam waktu setempat, ketika sebagian besar warga tengah beristirahat. Sementara itu, guncangan gempa dilaporkan berpusat di Penjwin, Provinsi Sulaimansyah, Irak, yang berbatasan langsung dengan Iran, khususnya Provinsi Kermanshah dan Khuzestan.
Sejumlah bangunan publik termasuk rumah sakit utama di Iran dilaporkan rusak akibat gempa, sehingga mempersulit penanganan para korban yang terluka. Rumah sakit di beberapa provinsi terdekat pun kewalahan menangani ribuan korban terluka yang terus berdatangan.
Organisasi palang merah Iran, Iranian Red Crescent, mengatakan penampungan darurat telah disediakan bagi ribuan pengungsi. Namun, keterbatasan listrik, air bersih, dan akses jalan yang terputus membuat penyaluran bantuan ikut terhambat.
Aparat berwenang melaporkan kekacauan lalu lintas pun sempat terjadi tak lama setelah gempa terjadi.
"Orang-orang di beberapa desa terpencil masih sangat membutuhkan makanan, air, dan tempat tingga," papar Gubernur Qasr-e Shirin, Faramars Akbari.
Lebih dari 30 ribu rumah rusak dan setidaknya dua desa hancur total di daerah itu. Sedangkan proses evakuasi dan penyelamatan korban telah berakhir karena kemungkinan menemukan korban selamat lainnya sangat rendah.
"Operasi penyelamatan di Provinsi Kermanshah telah berakhir," kata Kepala Petugas Darurat Dinas Kesehatan Iran, Pir-Hossein Kolivand.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani langsung meninjau ke sejumlah lokasi terdampak gempa di Kermanshah tak lama setelah bencana terjadi dan berjanji akan segera menyalurkan bantuan kepada para korban.
"Kami akan menggunakan seluruh kekuatan untuk menangani masalah dalam waktu secepat mungkin," ucap Rouhani.
Tak hanya Iran dan Irak, gempa akhir pekan itu dilaporkan terasa hingga Pakistan, Libanon, Kuwait, dan Turki.
(nat)