Jakarta, CNN Indonesia -- Korban gempa bumi yang melanda daerah perbatasan Irak dan Iran terus bertambah. Saat ini gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter itu telah menelan lebih dari 415 korban jiwa.
Selain itu, diperkirakan 6.700 penduduk di perbatasan itu juga mengalami luka-luka, seperti diberitakan Press TV. Gempa ini bahkan disebut sebagai salah satu gempa paling mematikan di Iran dalam sepuluh tahun terakhir.
Saat ini, tim penyelamat Iran terus menggali di antara reruntuhan untuk menemukan korban yang masih selamat, Senin (13/11). Otoritas resmi di Iran menyebutkan korban jiwa kemungkinan akan bertambah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan didistribusikanPemerintah Iran menyebutkan pihaknya telah mendistribusikan 22.000 tenda, 52.000 selimut, dan berton-ton makanan dan air.
Selain itu, Ketua Tim Sabit Merah Turki, Kerem Kinik menyampaikan kepada NTV bahwa mereka menyiapkan 3.000 renda dan penghangat, 10.000 tempat tidur dan selimut, dan bersiap memindahkan korban dari wilayah perbatasan tersebut, demikian diberitakan AFP.
Gempa yang terjadi pada Minggu (12/11) dirasakan di beberapa provinsi di barat Iran. Namun, guncangan paling hebat melanda provinsi Kermanshah. Lebih dari 300 korban berada di daerah Sarpol-e Zaha, sekitar 15 km dari perbatasan Irak.
Gempa bumi ini juga memicu tanah longsor yang menghambat usaha penyelamatan, kata pejabat pemerintah Iran. Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei juga menyampaikan bela sungkawanya pada Senin (13/11) dan mendorong seluruh bagian pemerintahan untuk melakukan yang terbaik bagi para korban.
Pihak meteorologi Irak meyebutkan bahwa pusat gempa sebesar 6,5 skala Richter terletak di wilayah Kurdistan, dekat dengan perbatasan utama dengan Iran.
Sebelumnya, gempa terburuk dii Iran pernah terjadi pada 2005 yang telah menewaskan lebih dari 600 orang dan pada 2012 yang menelan 300 korban jiwa.
Situasi di IrakSementara itu, di Irak setidaknya 68 orang terluka berat, tujuh orang tewas, dan 325 orang luka ringan.
Otoritas kesehatan Irak menyebutkan bahwa wilayah yang terkena dampak paling buruk adalah distrik Darbandikham. Di wilayah ini setidaknya 10 rumah roboh dan satu-satunya rumah sakit di wilayah ini mengalami beberapa kerusakan dan tak memiliki aliran listrik. Sehingga, para korban mesti dilarukan ke Sulaimaniyah untuk mendapat perawatan.
"Situasi ini sangat kritis," jelas Menteri Kesehatan Kurdi, Rekawt Hama Rasheed told seperti dikutip Reuters.
Gempa juga terasa hingga ke ibukota Irak, Bagdad. Penduduk berlarian keluar gedung tinggi dan rumah mereka ketika gempa mengguncang kota itu.
(eks)