Di Tengah Ancaman Korut, Jepang-AS Latihan Maritim Gabungan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 16 Nov 2017 11:53 WIB
Jepang dan AS memulai program latihan angkatan laut gabungan di perairan sekitar Okinawa pada Kamis (16/11), di tengah ancaman rudal Korut yang kian meningkat.
Latihan gabungan ini dilaksanakan hanya berselang beberapa hari setelah tiga kapal induk AS berlayar di Samudera Pasifik bersama kapal perang Jepang dan Korea Selatan pada akhir pekan lalu. (Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang dan Amerika Serikat memulai program latihan angkatan laut gabungan selama 10 hari di perairan sekitar Okinawa pada Kamis (16/11), di tengah ancaman rudal Korea Utara yang kian meningkat.

Angkatan Laut AS menyatakan, latihan ini akan diikuti oleh 14 ribu personel militer AS yang membawa kapal induk Ronald Reagan dan penghancur rudal USS Stethem, USS Chafee, dan USS Mustin.

"Latihan ini digelar untuk meningkatkan kesiapan pertahanan dan kemampuan pasukan Jepang dan Amerika dalam pelatihan operasi di udara dan laut," demikian pernyataan Angkatan Laut AS, sebagaimana dikutip AFP.
Latihan gabungan ini dilaksanakan hanya berselang beberapa hari setelah tiga kapal induk AS berlayar di Samudera Pasifik bersama kapal perang Jepang dan Korea Selatan pada akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ja Song Nam, mengatakan bahwa latihan itu membuat situasi di Semenanjung Korea kini berada dalam keadaan "paling parah."

Dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Ja menulis, "Pengerahan tiga kapal induk yang pertama sejak 2007 ini membuat perang nuklir sulit diprediksi sebab peralatan perang nuklir AS telah berada dalam posisi menyerang."
Dia juga menuding DK PBB "menutup mata" terkait latihan perang nuklir yang dilakukan AS tersebut. Ja menganggap, pengabaian ini "membawa bencana besar kepada umat manusia."

Ketegangan AS dan Korut membuat situasi di Semenanjung Korea memanas. Sejak Pyongyang meluncurkan uji coba nuklir keenamnya pada awal September lalu, rezim Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump terus saling melontarkan ancaman perang.

Sejak saat itu, AS juga mendesak DK PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras agar Korut menghentikan ambisi pengembangan senjata nuklirnya.

Desakan ini juga menjadi salah satu agenda utama Presiden Donald Trump dalam tur Asia sepanjang pekan lalu. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER