Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memanggil menterinya untuk menanggapi serangan brutal kelompok militan di sebuah masjid di kawasan Sinai Utara, Jumat (24/11). Selain itu, seperti disiarkan televisi nasional Mesir, juga dinyatakan hari berkabung nasional tiga hari sebagai duka atas serangan yang terjadi di masjid di Sinai Utara itu.
Serangan itu dilakukan ke masjid Rawda yang berada sekitar 40 km dari ibu kota Sinai Utara, El-Arish. Serangan bom yang disusul aksi penembakan itu dilakukan saat masjid dipenuhi jemaah yang sedang menunaikan ibadah salat Jumat.
Mengutip dari kantor berita Mesir,
MENA, jumlah korban saat berita ini ditulis sudah mencapai 235 jiwa dan sekitar 109 korban luka. Jumlah korban ini pun masih akan terus bertambah karena otoritas terus mendata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari
Al Arabiya, saksi mata mengatakan kelompok bersenjata melepaskan tembakan dan meledakkan bom ke masjid saat salat Jumat tengah berlangsung. Kelompok militan itu disebutkan berpakaian ala seragam militer dan mengendarai mobil dengan empat penggerak roda (4x4).
Tak hanya itu, berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan Mesir, kelompok bersenjata pun menyerang ambulans yang membawa korban luka.
Militer Mesir mencoba bergerak cepat dan taktis untuk memburu para peneror tersebut. Disebutkan pasukan militer di bawah pimpinan Kepala Staf telah disiagakan.
Sementara itu, menanggapi teror di Sinai Utara tersebut, Presiden Liga Arab yang saat ini berada di Kairo, Ahmed Abul Gheit, melontarkan kutukannya.
"Ini kejahatan yang mengerikan, yang sekali lagi menunjukkan bahwa Islam yang tak bersalah dibandingkan mereka yang memilih mengikuti jalan ideologi radikalisme," demikian pernyataan Gheit juru bicaranya seperti dikutip dari
AFP.
Selama ini, otoritas Mesir menganggap bagian utara Sinai sebagai daerah rawan militan.
Pasukan keamanan Mesir telah lama memerangi ISIS di Sinai Utara, di mana milisi telah menewaskan ratusan polisi dan tentara. Pertempuran di kawasan itu terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Milisi umumnya membidik aparat keamanan dalam serangan. Belakangan mereka memperluas serangan.
(kid)