Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan udara Suriah dan tembakan artileri menewaskan 23 orang warga sipil di daerah Ghouta Timur yang dikuasai gerilyawan di luar ibukota Damaskus, Minggu (26/11). Peristiwa ini masih bisa terjadi sekalipun wilayah tersebut berada dalam zona de-eskalasi kesepakatan antara sekutu pemerintah Rusia, Iran, dan pemberontak Turki.
Observatorium Suriah untuk HAM Pakistan mengungkapkan bahwa serangan udara pada Minggu (26/11) di Mesraba dan Madira menewaskan 21 orang sipil, sementara tembakan artileri di Douma menewaskan dua orang lainnya.
Beberapa orang juga terluka akibat serangan udara tersebut. Di antaranya adalah bayi dengan kepala terluka, pria, dan juga anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah korban bisa terus meningkat karena jumlah orang yang terluka ada dalam kondisi serius," kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman dikutip dari
AFP.
Di antara korban tewas, empat di antaranya adalah anak-anak.
Ghouta Timur berada dalam cengkraman krisis kemanusiaan akibat rezim yang menghancurkan sejak 2013. Akibatnya kekurangan pangan dan medis membuat rakyatnya menderita.
Menurut Observatorium, pemboman di Ghouta Timur dalam dua minggu terakhir sudah menewaskan 100 orang lebih.
(chs)