Jakarta, CNN Indonesia -- Stasiun radio yang dikelola Kementerian Dalam Negeri pemerintahan pemberontak Houthi melaporkan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, mantan sekutu yang kini menjadi musuh mereka, tewas dalam pertempuran yang berkecamuk di Ibu Kota Sanaa. Walau demikian, kabar ini masih belum bisa dikonfirmasi secara resmi.
Rekaman tak terverifikasi yang disebarkan melalui media sosial menunjukkan jenazah yang mirip dengan Saleh. Kelompok bersenjata di sekitarnya membuka selimut jenazah dan berteriak "Alhamdulillah!" dan "hey Ali Affash!", nama lain Saleh.
Stasiun radio itu menyatakan televisi resmi Houthi akan segera menyiarkan rekaman yang menunjukkan jenazah Saleh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partai Saleh ketika dikonfirmasi
Reuters menampik bahwa pemimpinnya tewas dan menyatakan Saleh masih memimpin pasukan dalam pertempuran hebat di Sanaa. Pertempuran selama enam hari itu telah menewaskan setidaknya 125 orang dan melukai 238 lainnya, menurut Komisi Palang Merah Internasional.
Keberadaannya hingga kini masih belum diketahui dan ia belum tampil di muka publik sejak dilaporkan tewas.
Sebelumnya, pasukan Houthi meledakkan rumah Saleh di Sanaa dan menerima serangan udara dari koalisi pimpinan Arab Saudi untuk hari kedua, kata sejumlah warga.
Operasi udara Saudi, didukung oleh Amerika Serikat dan senjata serta intelijen negara Barat lainnya, telah menewaskan ribuan warga sipil tapi belum bisa memberikan hasil positif untuk koalisi dalam kampanye selama tiga tahun untuk mengembalikan pemerintahan yang diakui internasional.
(aal)