Putra Abdullah Saleh Janji Balaskan Dendam Kematian Ayahnya

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 05 Des 2017 21:19 WIB
Putra Ali Abdullah Saleh, mantan presiden Yaman yang tewas di tangan pemberontak Houthi, menyerukan pembalasan terhadap kelompok sekutu Iran tersebut.
Mendiang mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas dibunuh pemberontak Houthi, Senin (3/12) (REUTERS/Khaled Abdullah/File Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Putra Ali Abdullah Saleh, mantan presiden Yaman yang tewas di tangan pemberontak Houthi setelah membelot di tengah perang saudara, menyerukan pembalasan dendam terhadap kelompok bersenjata yang beraliansi dengan Iran itu.

Pernyataan itu disiarkan stasiun televisi milik Arab Saudi, al-Ekbariya TV, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (5/12). Laporan tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.

"Saya akan memimpin pertempuran hingga Houthi terakhir diusir dari Yaman ... darah ayah saya akan menjadi neraka di telaga Iran," kata Ahmed Ali Saleh dalam siaran tersebut.
Dia meminta para pendukung ayahnya untuk "merebut kembali Yaman dari kelompok bersenjata Iran Houthi."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan pemimpin veteran itu terbunuh dalam serangan penembakan pada Senin, setelah membelot dan meninggalkan Houthi demi membela aliansi pimpinan Arab Saudi.

Kematian Saleh memperdalam kerumitan perang yang dijalani banyak pihak ini. Banyak hal bergantung pada keberpihakan para loyalisnya di masa yang akan datang.
Koalisi pimpinan Saudi mengandalkannya untuk memenangkan konflik.

Saleh mempunyai banyak pengikut di Yaman, termasuk pejabat tentara dan pemimpin suku bersenjata yang pernah bekerja di bawahnya. Mereka diperkirakan masih akan memberikan dampak besar dalam peperangan yang terus berkecamuk.

Ahmed Ali selama ini menjadi tahanan rumah di Uni Emirat Arab, di mana ia menjabat sebagai duta besar sebelum bergabung dengan Arab Saudi untuk berperang melawan Houthi. Kelompok yang jadi musuhnya itu hingga pekan ini masih menguasai sebagian besar Yaman

Sejumlah sumber politikus mengatakan dia tidak diperbolehkan berkomunikasi dan dijaga ketat di sebuah vila di Abu Dhabi. Laporan pernyataan publik pertamanya ini boleh jadi mengindikasikan bahwa dia dilepas oleh mantan musuhnya di koalisi untuk melawan para Houthi.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER