Respons Trump, OKI Gelar Pertemuan Luar Biasa Pekan Depan

Anadolu Agency | CNN Indonesia
Kamis, 07 Des 2017 11:39 WIB
Setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan sejumlah pemimpin negara, OKI memutuskan menggelar pertemuan luar biasa di istanbul, pekan depan.
Ilustrasi kota Yerusalem. Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan menggelar pertemuan luar biasa di Turki 13 Desember mendatang untuk membahas keputusan presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui secara resmi Yerusalam sebagai ibu kota Israel.  

OKI sendiri terdiri dari 57 negara Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Keputusan untuk mengadakan pertemuan yang tidak terjadwal tersebut diambil setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan para pemimpin dari Malaysia, Tunisia, Iran, Qatar, Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia, kata juru bicara kepresidenen Turki, Ibrahim Kalin.

Dalam sebuah konferensi pers di Ankara, Kalin menyatakan AS harus mundur dari “kesalahan besar” menetapkan status Yerusalem tersebut.

Kalin juga mengulangi ucapan Erdogan sebelumnya bahwa status Yerusalem "harus dipertahankan" serta menegaskan perlu ada langkah yang diambil untuk mencegah Yerusalem diperkenalkan sebagai ibukota Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga berjanji bahwa presiden Recep Tayyip Erdogan akan terus meberikan tekanan dalam isu Palestina.

Presiden AS Donald Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Rabu, dan akan memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.

Selama kampanye pemilihannya tahun lalu, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Keputusan tersebut akan mengubah kebijakan AS selama puluhan tahun dan menghalangi upaya untuk melanjutkan perundingan damai antara Israel dan Palestina yang terhenti.

Selain OKI, Dewan Keamanan PBB juga akan sidang pada Jumat ini untuk merespons keputusan Trump,  atas permintaan delapan dari 15 anggota DK.

Dikabarkan Reuters, Perancis, Bolivia, Mesir, Italia, Senegal, Swedia, Inggris dan Uruguay meminta Antonio Guterres untuk secara terbuka memaparkan situasi terkini.
(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER