
Abbas: Yerusalem Ibu Kota Abadi Palestina
Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia | Kamis, 07/12/2017 05:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Mahmoud Abbas mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Abbas mengatakan, Yerusalem adalah ibu kota abadi untuk Palestina.
“Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina,” ujar Abbas tak lama setelah Trump mengumumkan keputusan pengakuan tersebut di Gedung Putih pada Rabu (6/12).
Abbas mengatakan, keputusan Trump tersebut bertentangan dengan upaya AS untuk menjadi penengah dalam upaya damai antara Israel dan Palestina.
“Dengan pengumuman ini, pemerintah Amerika memilih untuk melanggar semua resolusi dan kesepakatan bilateral juga internasional, dan mereka juga memilih untuk melanggar konsensus internasional,” tutur Abbas.
Selama ini, Yerusalem memang menjadi bara dalam sekam bagi proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Kedua belah pihak memperebutkan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.
Perebutan kota suci bagi umat Muslim dan Kristen itu sudah dimulai sejak lama. Israel akhirnya berhasil merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967 silam.
[Gambas:Twitter]
Mereka kemudian mencaplok daerah tersebut, tapi tak diakui oleh masyarakat internasional. Untuk menegaskan penolakan tersebut, tak ada negara asing yang mendirikan kantor perwakilannya untuk Israel di Yerusalem.
Keputusan Trump ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh penjuru dunia, termasuk sekutu AS sendiri, seperti Perancis, Inggris, Turki, dan Jerman.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, mengatakan, “Keputusan yang sangat disayangkan ini tidak diterima oleh Perancis karena melanggar hukum internasional dan seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB.”
Senada dengan Macron, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, juga berkata, “Kami tidak setuju dengan keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel sebelum ada kesepakatan akhir. Kami percaya langkah ini tidak membantu perdamaian di kawasan.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki menyebut langkah Trump ini sangat tidak bertanggung jawab dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami mengutuk pernyataan tidak bertanggung jawab pemerintahan AS, mendeklarasikan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke Yerusalem,” demikian bunyi pernyataan resmi Kemlu Turki.
[Gambas:Video CNN]
Sejumlah negara Timur Tengah juga mengecam keputusan Trump ini karena menurut mereka dapat mengancam stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pun mengatakan bahwa status akhir Yerusalem hanya dapat tercapai setelah perundingan damai antara Israel dan Palestina mencapai mufakat.
“Saya selalu menentang segala upaya unilateral yang dapat melemahkan upaya perdamaian antara Israel dan Palestina. Saya akan melakukan apa pun untuk mendukung pemimpin Israel dan Palestina kembali ke jalur negosiasi,” katanya. (has/has)
“Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina,” ujar Abbas tak lama setelah Trump mengumumkan keputusan pengakuan tersebut di Gedung Putih pada Rabu (6/12).
Abbas mengatakan, keputusan Trump tersebut bertentangan dengan upaya AS untuk menjadi penengah dalam upaya damai antara Israel dan Palestina.
“Dengan pengumuman ini, pemerintah Amerika memilih untuk melanggar semua resolusi dan kesepakatan bilateral juga internasional, dan mereka juga memilih untuk melanggar konsensus internasional,” tutur Abbas.
Perebutan kota suci bagi umat Muslim dan Kristen itu sudah dimulai sejak lama. Israel akhirnya berhasil merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967 silam.
[Gambas:Twitter]
Mereka kemudian mencaplok daerah tersebut, tapi tak diakui oleh masyarakat internasional. Untuk menegaskan penolakan tersebut, tak ada negara asing yang mendirikan kantor perwakilannya untuk Israel di Yerusalem.
Keputusan Trump ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh penjuru dunia, termasuk sekutu AS sendiri, seperti Perancis, Inggris, Turki, dan Jerman.
Senada dengan Macron, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, juga berkata, “Kami tidak setuju dengan keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel sebelum ada kesepakatan akhir. Kami percaya langkah ini tidak membantu perdamaian di kawasan.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki menyebut langkah Trump ini sangat tidak bertanggung jawab dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami mengutuk pernyataan tidak bertanggung jawab pemerintahan AS, mendeklarasikan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke Yerusalem,” demikian bunyi pernyataan resmi Kemlu Turki.
[Gambas:Video CNN]
Sejumlah negara Timur Tengah juga mengecam keputusan Trump ini karena menurut mereka dapat mengancam stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pun mengatakan bahwa status akhir Yerusalem hanya dapat tercapai setelah perundingan damai antara Israel dan Palestina mencapai mufakat.
“Saya selalu menentang segala upaya unilateral yang dapat melemahkan upaya perdamaian antara Israel dan Palestina. Saya akan melakukan apa pun untuk mendukung pemimpin Israel dan Palestina kembali ke jalur negosiasi,” katanya. (has/has)
ARTIKEL TERKAIT

Netanyahu Ajak Dunia Ikuti AS Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
Internasional 1 tahun yang lalu
Bungkam soal Yerusalem, PM Israel Malah Singgung Iran
Internasional 1 tahun yang lalu
Al-Sisi ke Trump: Jangan Perumit Masalah Timur Tengah
Internasional 1 tahun yang lalu
DPR AS Sahkan UU Setop Bantuan bagi Palestina
Internasional 1 tahun yang lalu
Warga Palestina Gelar 'Tiga Hari Kemarahan' Memprotes Trump
Internasional 1 tahun yang lalu
VIDEO: Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
Internasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Catatan Medis AS: Donald Trump Makin Gemuk
Gaya Hidup • 15 February 2019 10:59
VIDEO: Panduan Tur Yerusalem Ala Warga Palestina dan Israel
Gaya Hidup • 14 February 2019 18:25
Perundingan Dagang, Trump Pertimbangkan Tambah Waktu 60 Hari
Ekonomi • 14 February 2019 15:50
Penasihat Trump Ragu Kejar Perundingan Dagang 1 Maret
Ekonomi • 14 February 2019 08:18
TERPOPULER

Trump Umumkan Keadaan Darurat Nasional Amerika Serikat
Internasional • 4 jam yang lalu
Ulang Tahun Ayah Kim Jong-un Dirayakan Sejak Pagi Buta
Internasional 1 jam yang lalu
VIDEO: Lima Tewas dalam Penembakan Massal di Illinois
Internasional 1 jam yang lalu