Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tahun lamanya Korea Selatan mencoba menelepon Korea Utara melalui jalur komunikasi perbatasan, tapi tak kunjung dijawab. Telepon itu akhirnya diangkat Korut pada Rabu (3/1), setelah Kim Jong-un memerintahkan pembukaan kembali jalur komunikasi tersebut.
Tepat pukul 15.30 waktu setempat, Korsel menelepon Korut melalui jalur komunikasi yang terletak di Panmujon, daerah perbatasan kedua negara. Petugas dari kedua belah pihak akhirnya berbincang selama 20 menit hingga 15.50.
Dalam komunikasi tersebut, kedua petugas "memeriksa masalah teknis dari jalur komunikasi tersebut" setelah dua tahun tak berfungsi.
Kementerian Unifikasi Korsel menyatakan, pihak Korut menelepon kembali negaranya beberapa jam kemudian untuk memastikan bahwa komunikasi mereka hari itu berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak Korea Utara menelepon kami pada 18.07 dan mengatakan, "Komunikasi hari ini berhasil,'" demikian pernyataan kementerian tersebut, sebagaimana dikutip
CNN.
Tak ada penjelasan pasti mengenai rincian pembicaraan kedua belah pihak. Namun, seorang juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel memastikan bahwa isu Olimpiade Musim Dingin tak disinggung.
Kim memang memerintahkan pembukaan jalur komunikasi ini setelah mengisyaratkan keinginan Korut untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin yang akan dihelat di Korsel pada Februari mendatang.
[Gambas:Video CNN]Lebih jauh, pembukaan jalur komunikasi ini juga dianggap sebagai keinginan Korut untuk memperbaiki hubungan dengan Korsel setelah relasi kedua negara semakin panas akibat uji coba rudal dan nuklir Pyongyang sepanjang tahun lalu.
Sebagaimana dilansir
Business Insider, Korut dan Korsel sebenarnya memiliki 33 jalur komunikasi, yaitu untuk kontak harian, pengendalian lalu lintas udara, dan isu ekonomi.
Jalur komunikasi di Panmujon ini sendiri sudah dibuka sejak 1971 untuk wadah komunikasi antara Palang Merah Korsel dan Korut.
Di masing-masing pos, terdapat dua telepon yang berwarna hijau dan merah. Unit hijau digunakan untuk menelepon, sedangkan yang merah untuk menjawab panggilan.
 Di masing-masing pos, terdapat dua telepon yang berwarna hijau dan merah. (Yonhap via Reuters) |
Namun, Korut tak pernah lagi mengangkat telepon dari Korsel sejak Februari 2016, sebagai tanda protes atas keputusan Seoul untuk menghentikan operasi Kompleks Industri Kaesong, fasilitas bisnis yang menampung para pekerja dari kedua negara.
"Kami menelepon Korut dua kali sehari pada pukul 09.00 dan 16.00, tapi Korut tak menjawab sejak kontak terakhir pada Februari 2016. Namun, kami tetap menelepon mereka setiap hari dari Senin hingga Jumat," tutur jubir Kementerian Unifikasi tersebut kepada
CNN.
China sebagai sekutu terdekat Korut pun menyambut baik upaya perbaikan hubungan ini. Beijing berharap, upaya ini pada akhirnya dapat meredam silih ancam rudal antara Korut dan Amerika Serikat yang memperkeruh situasi di Semenanjung Korea selama setahun belakangan.
Tong Zhao, seorang pengamat dari Pusat Kebijakan Global Carnegie-Tsinghua di Beijing, juga mengatakan bahwa perbaikan hubungan semacam ini harus diapresiasi demi perdamaian berkelanjutan.
"Hubungan Korut-Korsel yang lebih baik akan membantu Washington dan masyarakat internasional untuk memahami Korut dengan lebih baik dan mulai membicarkan pendekatan substantif untuk menahan diri," katanya.
(has)