Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwan, berjanji akan mengundurkan diri jika jam tangan mewah dikenakannya merupakan hasil gratifikasi atau suap.
“Biarkan Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC) selidiki masalah ini. Jika saya terbukti melakukan kesalahan, saya akan mengundurkan diri,” kata Prawit kepada wartawan sebagaimana dikutip
The Strait Times, Kamis (18/1).
“NACC punya standar prosedur untuk melakukan penyelidikan. Kita harus tunggu mereka menyelesaikan pekerjaannya. Saya sudah berikan penjelasan kepada NACC soal ini,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Video CNN]Pernyataan itu diungkapkan Prawit menyusul kritik publik dan desakan untuk mundur yang menyerangnya belakangan ini lantaran kerap bergonta-ganti jam tangan mewah.
Wakil PM sekaligus Menteri Pertahanan Thailand itu disebut-sebut memiliki lebih dari 20 jam tangan mewah sejak junta militer berkuasa 2014 lalu. Sebagian besar dari jam tangan itu disebut bernilai puluhan juta Bath.
Desakan mundur dan penyelidikan bahkan tak hanya datang dari oposisi, tapi juga dari pendukung pemerintah junta militer.
Menanggapi tudingan itu, Prawit mengatakan bahwa seluruh jam tangan mewah yang selama ini dipakainya adalah pinjaman dari temannya.
“Saya meminjam jam-jam tersebut dari teman saya dan sudah mengembalikan semuanya,” kata Prawit.
“Saya tidak punya sifat paranoid. Tidak ada masalah dalam pikiran saya,” lanjutnya saat ditanyai apakah tudingan tersebut menganggunya.
Meski begitu, Prawit menolak membeberkan jumlah jam tangan yang benar-benar ia miliki.
Seorang whistle-blower, Srisuwan Janya, yang merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Perlindungan Konstitusi Thailand, mengatakan bahwa Prawit tak perlu menunggu penyelidikan NACC untuk mundur.
Menurutnya, Prawit tahu benar apa yang ia lakukan selama ini terutama terkait dugaan korupsi ini. Dia juga tak percaya bahwa rawit meminjam seluruh jam tangan mewah tersebut dari temannya.
“Dan saya berpikir NACC juga tidak akan percaya alasan itu. Dia bisa mengundurkan diri sekarang tanpa perlu menunggu keputusan NACC. Jenderal Prawit tahu betul masalah ini,” kata Srisuwan.
“Publik telah memutuskan bahwa ada sesuatu yang mengganjal terkait isu ini. Jika dia tetap menjabat, dia akan terus merusak citra pemerintah,” lanjutnya.
Meski begitu sejumlah pihak khawatir bahwa penyelidikan yang dilakukan NACC tidak akan transparan. Sebab, pemimpin NACC, Watcharapol Prasarnrajkit, merupakan teman dekat dan eks sekretaris Prawit di awal junta militer berkuasa.
Sejumlah akademisi pun menyerukan agar Watcharapol tidak dilibatkan dalam peyelidikan mantan bosnya ini. Mereka bahkan tidak begitu yakin bahwa NACC akan secara serius menangani masalah ini.
Hingga saat ini, PM Prayut Chan-o-cha menolak membeberkan tindak lanjut yang akan dilakukan terkait kontroversi wakilnya tersebut.
“Mekanisme penyelidikan akan melakukan tugasnya masing-masing. Jangan hanya menggunakan kata-kata. Dia [Prawit] harus menjawab masalah ini sendiri, jangan tanya hal ini pada saya,” kata Prayut.
Menteri Dalam Negeri, Anupong Paochinda, juga menolak menanggapi perihal desakan terhadap Prawit untuk mundur dari jabatan Wakil PM
Thailand. (nat)