WAWANCARA EKSKLUSIF

Dubes: Tak ada Negosiasi Tanpa Yerusalem Ibu Kota Palestina

Riva Dessthania Suastha & Natalia Santi | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jan 2018 14:15 WIB
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menegaskan negosiasi perdamaian harus tetap menyertakan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menegaskan negosiasi perdamaian harus tetap menyertakan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina. (CNN Indonesia/Artho Viando)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menjadi hantaman keras bagi perjuangan Palestina untuk merdeka. Duta Besar Palestina Zuhair Al Shun mengaku keputusan itu mengejutkan.

Ditemui Tim CNN Indonesia di kantor Kedutaan Palestina yang baru di Jakarta, mantan Dubes Palestina untuk Maroko yang baru dua bulan berada di Indonesia itu mengaku tidak terlalu optimistis akan masa depan Palestina. Apalagi dia melihat sendiri situasi di sana saat ini. Dia juga menegaskan Palestina akan meneruskan negosiasi damai, namun tetap menyertakan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

Berikut petikan wawancaranya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana situasi Palestina pasca keputusan Presiden Trump?
Keputusan Presiden Trump amat sangat mengejutkan. Karena kami menilai seharusnya AS sebagai mediator perdamaian kedua negara yang berkonflik. Dia malah memberikan ibu kota Palestina kepada penjajah Palestina. Ini melawan semua resolusi PBB dan hukum internasional.

Bagaimana Palestina melihat dukungan internasional atas isu ini?
Semua jelas dan nyata. Ratusan umat bersatu menolak keputusan tersebut. Baik dari Majelis Umum PBB maupun 14 negara di Dewan Keamanan PBB menolak keputusan Trump. Amerika Serikat satu-satunya yang menggunakan hak veto. Dari situ kami melihat mayoritas negara mendukung Palestina.

Dukungan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan Palestina dari komunitas internasional?
Kami mengharapkan dari komunitas dan organisasi internasional mendesak Israel menghentikan semua aktivitas diskriminatifnya terhadap rakyat Palestina. Dan kami berharap dukungan ini bisa membuat AS menarik dan membatalkan keputusannya.

Kedua, yang terpenting adalah mengajak semua investor untuk berinvestasi di Palestina untuk mendukung ekonomi yang selama ini bergantung, seperti diikat, oleh Israel.

Pasca keputusan Presiden Trump, bagaimana rakyat Palestina melihat solusi dua negara?
Kalau kita bicara soal perdamaian di Palestina. Perdamaian yang hakiki adalah perdamaian yang berkeadilan. Perdamaian yang tidak mengabaikan hak warga Palestina untuk memiliki negara sendiri. Negara yang merdeka.  Tanpa hal itu, tanpa ada perhatian pada Palestina. Maka tidak akan pernah ada kedamaian dan kesejahteraan di Timut Tengah.

Tak hanya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Presiden Trump juga memotong bantuan bagi pengungsi Palestina, bagaimana dampaknya?
Total bantuan AS untuk UNRWA (Badan Pengungsi PBB untuk Palestina, Red.) US$228 juta. UNRWA adalah andalan bagi tiga dari enam juta pengungsi Palestina. Pemotongan 75 persen bantuan membawa krisis yang luar biasa.  UNRWA tidak saja membantu soal makanan, tapi juga pendidikan, sekolah dan seluruh pelayanan publik di pengungsi warga Palestina.

[Gambas:Video CNN]

Setelah apa yang dilakukan Trump terhadap Palestina, AS menuntut Palestina untuk kembali ke perundingan damai dengan Israel, bagaimana respons otoritas Palestina?

Bicara soal negosiasi, kita tidak bisa mengabaikan realitas dan fakta kebijakan diskriminatif Israel di Tanah Palestina. Kebijakan diskriminatif Israel terhadap warga Palestina, dimana Israel terus membangun pemukiman ilegal dan mencuri Tanah Palestina.  

Tentara Israel mengontrol seluruh aktivitas kehidupan warga Palestina. Karena itu kami menolak duduk dan bernegosiasi. Kalau mau bernegosiasi harus berdasarkan prinsip yang adil dan harus membuat Israel tunduk pada resolusi-resolusi PBB.

Kami menerima solusi dua negara, juga semua keputusan resolusi PBB maupun organisasi internasional lainnya. Tapi Israel selalu menolaknya. Karena itu kami sekarang putus asa dengan situasi yang ada saat ini di tanah Palestina.

Apa sebenarnya negosiasi perdamaian yang ditawarkan AS? Apakah Abu Dis sebagai Ibu Kota Palestina?

Itu adalah tawaran mereka, tidak bisa diterima sama sekali. Hanya ada satu ibu kota bagi Palestina, yakni Yerusalem Timur. Kota Abu Dis adalah salah satu kota di Palestina sama seperti Ramallah, Aqqa, Yerikho, Gaza. Tapi ibu kota Palestina satu-satunya hanyalah Tanah Suci, Kota Suci yaitu Yerusalem.

Tidak ada orang Palestina yang boleh menerima tawaran seperti itu. Yasser Arafat, pemimpin besar Palestina, kehilangan hidupnya karena mempertahankan Yerusalem. Tidak ada warga Palestina yang menyetujui solusi tanpa menyertakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina.

Apa strategi baru Palestina pasca keputusan Presiden Trump?

Kita akan terus berjuang dan bekerja sama dengan semua organisasi internasional. Kita mengerahkan upaya diplomasi dengan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), Liga Arab, PBB, untuk mencapai tujuan.

Seberapa optimistis rakyat Palestina untuk merdeka?

Saya belum bisa melihat hal ini dalam waktu dekat, namun kami akan tetap berjuang pada dukungan yang kami dapat dari negara sahabat di dunia.

Di akhir waktu nanti. Semua negara yang percaya pada kedamaian akan kebebasan. Dan ibu kota Palestina adalah Quds.

Dubes: Tak ada Negosiasi Tanpa Yerusalem Ibu Kota PalestinaFoto: REUTERS/Mohammed Salem


Palestina menganggap AS tidak lagi dapat menjadi perantara dialog perdamaian, siapa yang bakal memainkan peranan itu?

Kami mengharapkan peran yang efektif dari Uni Eropa untuk menyelesaikan konflik di sana dan bukan sebagai alternatif dari AS.  Peran yang lebih kuat dari UE dan negara besar lainnya, seperti India, China, Rusia untuk mengakhiri dominasi AS yang mengendalikan semua masalah di dunia.

Kami juga mengharapkan  umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu, khususnya Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia untuk berperan lebih banyak lagi untuk memberi dampak positif guna mewujudkan solusi bagi Palestina.

Bagaimana pemerintah melihat hubungan bilateral Palestina-Indonesia, apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hubungan?

Hubungan antara Palestina dan Indonesia merupakan hubungan yang sangat istimewa dan itu terjadi dari sejak kemerdekaan Indonesia.

Kami hargai dukungan Indonesia selama ini bagi Palestina.  Seperti program pembangunan kapasitas yang diluncurkan sejak 10 tahun lalu untuk mendukung perjuangan warga palestina dan memajukan warga Palestina agar mampu membangun negaranya sendiri.

Dalam pertemuan saya dengan presiden Joko Widodo, kami berbicara pentingnya dukungan RI terhadap Palestina khususnya dalam bidang pendidikan.

Kami senang dan bangga dengan hubungan RI-Palestina. Kami harap hubungan istimewa ini akan terus berlanjut dan diperkuat.[

Baru-baru ini, Indonesia menerapkan kebijakan bebas tarif untuk sejumlah produk Palestina, bagaimana tanggapan dari pengusaha Palestina?

Kami menghargai dan melihat kebijakan itu sebagai dukungan bagi perjuangan warga Palestina dalam mempermudah ekspor produknya.  Produk Palestina yang terkenal  nomor satu adalah minyak zaitun. Minyak zaitun kami yang terbaik di dunia. Dan poduk lainnya seperti marmer, manisan, dan kurma.

Dalam waktu dekat saya  akan melakukan beberapa pertemuan dengan KADIN dan Kementerian Perdagangan untuk membahas hal ini. Insya Allah akan buat pameran untuk barang dan perusahan Palestina di Jakarta.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER