Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kelompok bantuan kemanusiaan mengecam rencana
Presiden Donald Trump yang menangguhkan US$65 dana bantuan Amerika Serikat bagi Badan Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi
Palestina (UNRWA).
Kecaman 21 pemimpin lembaga bantuan kemanusiaan itu disampaikan lewat sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintahan Trump. Para pemimpin organisasi kemanusiaan itu juga memperingatkan "konsekuensi mengerikan" jika pemangkasan dana itu dilakukan.
"Kami sangat khawatir terhadap konsekuensi kemanusiaan dari keputusan ini yang menyangkut bantuan untuk anak-anak, perempuan, dan orang-orang lainnya di Yordania, Libanin, Suriaj, Tepi Barat, dan Jalur Gaza," bunyi surat tersebut seperti dikutip
Reuters, Jumat (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat tersebut diajukan menyusul pernyataan Trump yang kembali mengancam akan memangkas separuh dari total US$125 juta dana bantuan AS untuk UNRWA jika para pemimpin Palestina enggan kembali berdialog damai dengan Israel.
Kementerian Luar Negeri AS juga mengatakan Washington tidak akan memberikan bantuan pangan terpisah senilai US$45 juta yang dijanjikan bagi warga Palestina sebagai bagian dari program darurat jalur Gaza dan Tepi Barat.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan bahwa langkah AS itu dilakukan karena para pemimpin Palestina tidak menghargai AS selama ini dan tidak memiliki keinginan kuat untuk meraih perdamaian.
AS merupakan donor terbesar UNRWA, organisasi yang menyalurkan bantuan bagi sedikitnya 3 juta orang Palestina. Selain bantuan material, UNRWA juga menyediakan bantuan pembangunan kapasitas bagi para warga dan pengungsi Palestina di negara-negara tetangga.
Presiden Organisasi Pengungsi Internasional, Eric Schwartz, mengatakan langkah AS dan pernyataan Haley tersebut ditujukan untuk "menghukum pemimpin Palestina dan memaksa mereka membuat konsesi politik."
"Tapi adalah tindakan yang salah jika menghukum para pemimpin politik dengan mengorbankan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil. Ini adalah langkah mencolok dan berbahaya AS terhadap nasib bantuan kemanusiaan internasional. Langkah ini juga menyalahi nilai-nilai yang selama ini dianut pemerintah dan warga AS," kata Schwartz.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kemlu AS, Heather Nauert menampik bahwa pemangkasan dana bantuan ini merupakan bentuk hukuman AS bagi Palestina, yang sejauh ini menolak keras langkah Trump yang berkeras mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Nauert mengatakan pemangkasan dana ini dilakukan karena AS menilai UNRWA perlu melakukan perombakan dalam organisasinya. Dia juga mengatakan penangguhan dana dilakukan sebagai bentuk desakan agar negara anggota UNRWA lain meningkatkan kontribusi bantuannya, tidak hanya AS.
[Gambas:Video CNN] (nat)