Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Rusia menggelandang Alexei Navalny ke dalam mobil patroli setelah pemimpin oposisi itu ikut serta dalam demonstrasi pada Minggu (28/1), mendorong warga memboykot pemilihan umum yang menurutnya telah dicurangi.
Navalny tidak mempunyai banyak peluang memengaruhi pemilu yang akan digelar pada Maret ini. Meski pemungutan suara kemungkinan besar dimenangkan Putin, pesaingnya itu banyak mengusik Kremlin lewat kemampuan menggerakan para pemuda lewat media sosial.
Jumlah peserta demonstrasi yang digelar di seluruh penjuru Rusia pada akhir pekan itu dilaporkan
Reuters lebih rendah dari aksi sebelumnya. Hal ini menunjukkan momentumnya mungkin sudah berlalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan Navalny tampil di Tverskaya, Moskow, beberapa ratus meter dari Kremlin. Dia bergabung dengan ratusan peserta aksi yang disebut otoritas setempat sebagai tindakan ilegal itu.
Dia baru berjalan sedikit sebelum dikelilingi polisi polisi berhelm. Mereka memegangi dan menjatuhkannya, kemudian menggelandangnya ke mobil patroli.
Navalny ditahan di kantor polisi di pusat Moskow untuk beberapa jam sebelum dilepaskan tanpa dakwaan, kata pengacaranya, Olga Mikhailova, kepada
Reuters. Dia juga mengatakan kliennya akan disidang kelak.
Jika didakwa melanggar hukum dengan menggelar demonstrasi, Navalny diancam hukuman maksimal 30 hari penjara.
Navalny mencuat sebagai ancaman bagi Kremlin pada 12 Juni tahun lalu, ketika ribuan pendukungnya menentang larangan polisi untuk berdemo di kota-kota Rusia.
Pada Minggu, sekitar 1.500 demonstran berkumpul di Manezh Square, dekat Kremlin, tapi diblokade oleh penghalang dari logam dan petugas polisi berpakaian antihuru-hara.
Ratusan orang juga berdemo di St Petersburg, kota terbesar kedua Rusia. Selain itu, tempat-tempat lain seperti Yekaterinburg dan pegunungan Ural juga jadi lokasi aksi serupa.
Pada 18.30 waktu Moskow (22.30 WIB), polisi telah menahan 257 demonstran dari seluruh penjuru negeri. Hal tersebut diungkapkan OVD-info, lembaga swadaya masyarakat yang memantau penangkapan.
(aal)