AS Masukkan Pemimpin Hamas dalam Daftar Teroris Global

Natalia Santi | CNN Indonesia
Kamis, 01 Feb 2018 15:04 WIB
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan pemimpin kelompok Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh dalam daftar teroris global.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan pemimpin kelompok Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh dalam daftar teroris global. ( REUTERS/Mohammed Salem)
Jakarta, CNN Indonesia -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan pemimpin kelompok Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh dalam daftar teroris global.

Selain Haniyeh, satu kelompok islamis di Mesir dan Palestina juga masuk dalam daftar tersebut, Rabu (31/1).

Dalam rilis pengumumkan keputusan itu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson  menekankan bahwa mereka yang dianggap sebagai "pemimpin dan kelompok teroris, termasuk dua yang disponsori dan diarahkan oleh Iran, mengancam stabilitas Timur Tengah, merongrong proses perdamaian, dan menyerang sekutu kami Mesir dan Israel."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Ismail Haniyeh, masuk dalam daftar teroris khusus global Departemen Luar Negeri AS adalah  Harakat al-Sabireen, Liwa al Thawra, dan Harakat Sawa'd Misr.

Konsekuensinya, seluruh properti dan kepentingan mereka dalam yurisdiksi AS diblokir. Secara umum, warga negara AS juga dilarang untuk terlibat transaksi dengan mereka.

Ismail Haniyeh adalah pemimpin sekaligus Presiden Biro Politik Hamas. Hamas dinyatakan sebagai organisasi teroris asing pada 1997. Pada 2001 telah didapuk dalam daftar teroris global.

Menurut rilis Departemen Luar Negeri AS, Haniyeh memiliki hubungan dekat dengan sayap militer Hamas sekaligus pendukung perjuangan bersenjata termasuk melawan warga sipil.

Haniyeh disebut terlibat dalam serangan teroris melawan warga Israel. Hamas juga bertanggung jawab atas tewasnya 17 warga Amerika Serikat.

Di Gaza, pejabat Hamas Sami Abu Zuhri menolak dan mengecam keputusan Departemen Luar Negeri AS tersebut.

"Kami menolak dan mengutuk keputusan itu. Kami melihatnya sebagai refleksi dari dominasi geng Zionis dalam keputusan Amerika," kata Sami Abu Zuhri seperti dilansir Reuters, Kamis (1/2).

"Keputusan itu tidak ada harganya," kata dia menambahkan.

Pada Desember, pasca keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Haniyeh menggelar aksi di Gaza dalam rangka peringatan 30 tahun berdirinya Hamas. "Kita akan kalahkan keputusan Trump. Tidak ada kekuatan adidaya yang mampu menawarkan Yerusalem ke Israel. Tidak ada Israel yang memiliki ibu kota bernama Yerusalem."

Tiga kelompok lain yang bersama-sama diumumkan masuk dalam daftar teroris khusus global oleh Departemen Luar Negeri AS. Antara lain Harakat al-Sabireen, yang disebut didukung Iran, dan beroperasi terutama di Gaza dan Tepi Barat serta menembakkan roket-roket ke Israel.

Ada pula Liwa al-Thawra yang disebut bertanggung jawab atas pembunuhan seprang jenderal Mesir di Kairo pada 2016 dan pengeboman pada 2017.

Harakat Sawa'd (HASM), yang diklaim bertanggung jawab atas pembunuhan seorang aparat keamanan Mesir dan serangan lainnya.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER