Petinggi Korut Hadiri Pembukaan Olimpiade Korsel

Natalia Santi | CNN Indonesia
Senin, 05 Feb 2018 09:31 WIB
Kepala negara seremonial Korea Utara, Kim Yong Nam akan mengunjungi Korea Selatan saat Pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Kim Yong Nam, Ketua Presidium Komite Rakyat Korea Utara Kim Yong-nam (kanan), saat bertemu Presiden Joko Widodo di Jakarta beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/AACC2015/Jerry Adiguna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Petinggi Korea Utara akan mengunjungi Korea Selatan pekan ini, saat Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Lawatan pemimpin seremonial Korea Utara, Kim Yong Nam, bersama 22 anggota delegasinya itu dikabarkan Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Minggu (4/2).

Kim, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat dijadwalkan tiba di Korea Selatan untuk lawatan tiga hari pada Jumat (9/2). "Kim Yong Nam, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat, memimpin 22 delegasi, akan tiba di Korea Selatan pada Jumat untuk kunjungan tiga hari," kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Minggu (4/2).

Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung di Pyeongchang, mulai Jumat (9/2) hingga 25 Februari 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kim, 90 tahun, dianggap sebagai kepala negara seremonial Korea Utara, sementara negeri itu diperintah oleh Kim Jong Un, generasi ketiga dari pemimpin turun-temurun Korut.

Kim Yong Nam akan menjadi pejabat paling senior tertinggi Korea Utara yang mengunjungi Korea Selatan.

Lawatannya menjadi titik tertinggi dalam hubungan diplomatik kedua Korea, dipicu Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang yang dibuka Jumat (9/2). Meskipun para pengamat memperkirakan hubungan mesra itu tidak akan berlangsung lama pasca Olimpiade.

Kunjungan Kim Yong Nam juga dikabarkan oleh kantor berita resmi Korea Utara, KCNA. Situs berita tersebut melaporkan bahwa delegasi tingkat tinggi pimpinan Kim Yong Nam akan mengunjungi Korea Selatan untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin ke-23.

Adapun Kementerian Unifikasi Korea Selatan tidak menjelaskan secara eksplisit apakah Kim Yong Nam akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Pyeongchang, yang juga dihadiri Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe diperkirakan juga hadir dalam acara tersebut.

Menurut kabar yang dilansir AFP, kehadiran Kim Yong Nam akan mengecewakan beberapa orang, jika dianggap sebagai anggota delegasi yang paling penting. Hal ini lantaran selama ini dia dianggap sebagai tokoh yang peran diplomatiknya tidak jelas. Orang pun tidak tahu seberapa besar kekuatan politik yang disandangnya.

Kim Yong Nam adalah kepala negara seremonial, tapi bukan presiden. Demikian pula Kim Jong Un. Presiden abadi Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) nama resmi negeri itu, adalah mendiang Kim Il-Sung, pendiri Korea Utara, yang juga kakek dari Kim Jong Un.

Spekulasi soal siapa yang memimpin delegasi Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang telah beredar selama beberapa pekan terakhir, di tengah kabar bahwa dialog inter-Korea bakal terjadi bersamaan dengan Olimpiade.

Beberapa pengamat mengira delegasi bakal dipimpin oleh Choe Ryong-Hae, Wakil Ketua Komite Pusat Partai Buruh Korea Utara, sekaligus tangan kanan Kim Jong Un. Ada pula yang mengira delegasi akan dipimpin adik bungsu Kim Jong Un, Kim Yo Jong, yang baru-baru diangkat sebagai Menteri Pertahanan.

Atlet Korut Jang Choo Pak (kiri) dan atlet Korsel Eun-Soon Chung mengibarkan bendera unifikasi Korea di Olimpiade Sydney, Australia, 15 September 2000.Foto: REUTERS/Andy Clark
Atlet Korut Jang Choo Pak (kiri) dan atlet Korsel Eun-Soon Chung mengibarkan bendera unifikasi Korea di Olimpiade Sydney, Australia, 15 September 2000.


Choe adalah salah satu dari tiga pejabat senior Pyongyang yang secara mengejutkan berkunjung ke Korea Selatan saat Asian Games 2014. Lawatan dilakukan bersama mantan panglima militer Hwang Pyong So dan Kim Yang-Gon, pejabat tinggi urusan inter-Korea yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil pada 2015.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-In bertekad untuk membawa Korea Utara ke meja perundingan terkait ambisi nuklirnya. Meski telah mendapat banyak sanksi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa, Pyongyang tidak menghentikan program rudal dan nuklirnya.

Seoul dan Washington juga sepakat untuk menangguhkan latihan perang bersama, yang selalu membuat geram Korea Utara karena ditujukan sebagai langkah antisipasi serangan dari Pyongyang. Namun penghentian latihan militer itu hanya bersifat sementara, yakni hingga akhir Paralimpiade atau Olimpiade untuk atlet Difabel pada akhir Maret. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER